Kamis, 06 April 2017

PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA

Sejarah adalah mempelajari pengalaman masa lalu untuk dijadikan pelajaran untuk masa depan agar kita tidak jatuh kedalam kesalahan yang sama pada masa depan.



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pada awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Stategi tersebut dimaksudkan agar peperangan dapat dimenangkan dengan rencana yang telah disusun. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya tingkat peradapan manusia banyak bidang-bidang lainnya yang membutuhkan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya, pada bidang ekonomi dibutuhkan strategi pemasaran yang baik agar produk yang dijual laku dipasaran.
Begitu pula dengan dunia pendidikan yang dalam hal ini adalah pembelajaran di dalam kelas juga membutuhkan sebuah strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi tersebut disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi yang ada dilapangan. Strategi pembelajaran  inilah yang akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Strategi tersebut dapat disesuaikan dengan pijakan yang diambil oleh guru.seorang pendidik harus bisa menyusun strategi dengan matang sebelum memberi pembelajaran kepada siswa agar tujuan yang kita inginkan bisa tercapai dengan semaksimal mungkin.
Seiring dengan perkembangan ilmu pendidikan yang juga mengakibatkan adanya perkembangan dalam dunia pendidikan maka muncul banyak sekali pijakan yang dapat digunakan oleh guru dan juga macam strategi yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Banyak guru yang belum paham mengenai strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Oleh karena hal tersebut makalah ini akan membahas mengenai strategi pembelajaran khususnya yakni pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa. Dan semoga makalah ini akan bermanfaat bagi generasi guru masa depan.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas maka rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah :
1.   Bagaimanakah Konsep dan Tujuan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ?
2.   Seperti Apakah Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ?
3.   Bagaimanakah Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran ?
4.   Apa Sajakah Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ?

C.  Tujuan
Setelah membaca apa yang telah menjadi rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.   Untuk mengetahui Bagaimanakah Konsep dan Tujuan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
2.   Untuk mengetahui Seperti Apakah Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
3.   Untuk mengetahui Bagaimanakah Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran.
4.     Apa Sajakah Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.






BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Dalam standar proses pendidikan pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa artinya sistem pendidikan menempatkan siswa sebagai subjek belajar dengan kata lain pembelajaran ditekankan atau berorientasi dengan aktivitas siswa.
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa.pertama asumsi filosofis tentang pendidikan.pendidikan merupakan upaya sadar mengembangkan manusia menuju kedewaaan baik kedewasaan intelektual, kedewasaan sosial maupun kedewasaan moral.oleh karena itu proses pendidikan tidak hanya mengembangkan intelektual saja tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik dengan demikian hakikat pendidikan pada dasarnya adalah : (a) interaksi manusia; (b) pembinaan dan pengembangan potensi manusia; (c) berlangsung sepanjang hayat; (d) kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa; (e) keseimbangan antara kebebasan subjek didik dan wibawa guru; dan (f) peningkatan kualitas hidup manusia.
Kedua ,asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan yaitu : (a) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini akan tetapi manusia yang sedang dalam proses perkembangan; (b) setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda; (c) anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya; (d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya.asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang harus dijejali dengan informasi tetapi mereka adalah subjek yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak itu.

Ketiga , asumsi tentang guru adalah : (a) guru bertanggung jawaab atas tercapainya hasil belajar peserta didik; (b) guru mempunyai kemampuan profesional dalam mengajar; (c) guru mempunyai kode etik keguruan ; (d) guru memiliki peran sebagai sumber belajar dan pemimpin dalam belajar yang memunginkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.
Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah : (a) bahwa proses pengajaran dilakukan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem; (b) peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru; (c) proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan teknik yang tepat dan berdaya guna; (d) pengajaran memberikan tekanan kepada proses dan produk secara seimbang; (e) inti proses pengajaran adalah kegiatan belajar siswa secara optimal.
Dalam pandangan psikologi modern belajar bukanlah hanya sekedar menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi peristiwa mental dan proses pengalaman.oleh karena itu setiap proses pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual emosional siwa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan tindakan, pengetahuan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan ( motorik, kognitif dan sosial ), penghayatan serta internalisasi nilai nilai dalam pembentukan sikap.

A.  Konsep dan Tujuan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang.
Dari konsep ada dua hal yang harus dipahami.pertama dipandang dari sisi proses pembelajaran, pembelajaran berorientasi aktivas siswa menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya pembelajaran berorientasi aktivas siswa menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.oleh karena itu kadar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa tidak hanya bisa dilihat dari aktivitas fisik saja akan tetapi juga aktivitas mental dan intelektual.seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja tidak berarti memiliki kadar pembelajaran berorientasi aktivis yang rendah dibandingkan dengan seseorang yang sibuk mencatat.sebab mungkin saja yang duduk itu secara mental ia aktif misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang disampaikan.sebaliknya siswa yang sibuk mencatat tak bisa dikatakan memiliki kadar pembelajaran berorientasi aktivisas siswa yang tinggi jika yang bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak diikuti oleh aktivitas mental dan emosi.
Kedua, dipandang dari sisi belajar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).artinya dalam pembelajaran berorientasi aktivitas siswa pemebentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa tidak menghendaki pembentukan siswa yang secara intelektual cerdas tanpa diimbangi oleh sikap dan keterampilan.akan tetapi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa bertujuan membentuk siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap positif dan secara motorik terampil, misalnya kemampuan mengeneralisasi, kemampuan mengamati, kemampuan mencari data, kemampuan untuk menemukan, menganalisis, mengomunikasikan hasil penemuan dan lainnya.aspek aspek sebagai inilah yang diharapkan dapat dihasilkan dari pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
Dari konsep diatas maka jelas bahwa pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa berbeda dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung.selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepda proses menghapalkan informasi yang disajikan guru.ukuran keberhasilan pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran; apakah materi itu dipahami untuk kebutuhan hidup setiap siswa, apakah siswa bisa menangkap hubungan materi yang dihapal itu dengan pengembangan potensi yang dimilikinya bukan tidak menjadi soal, yang penting siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajarinya oleh sebab itu, tidak heran kalau proses pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memerhatikan hakikat mata pelajaran yang disajikan misalnya untuk pelajaran agama yang semestinya diarahkan untuk mengembangkan sikap dan nilai nilai kehidupan sebagi bekal untuk dapat bertindak dan berprilaku dimasyarakat sesuai dengan norma norma atau sitem nilai yang berlaku, tidak pernah terjadi.
Kedua mata pelajaran ini berfungsi sama dengan mata pelajaran lain, yaitu mengembangkan intelektual siswa dengan menghafal materi pelajaran.dari penjelasan diatas maka Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa sebagai salah satu bentuk inovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar bertujuan untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri.dengan kemampuan itu diharapkan lulusan menjadi anggota massyarakat yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang di cita citakan.sedangkan secara khusus pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa bertujuan , pertama meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna artinya melalui Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa, siswa tidak hanya dituntut untuk menguassai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.kedua, mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya artinya melalui Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja ynag berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.
Dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai yang bukan hanya membentuk manusia yang cerdas akan tetapi juga lebih penting adalah membentuk manusia yang bertaqwa dan memiliki keterampilan disamping memiliki sikap budi pekerti yang luhur, maka Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa merupakan pendekatan yang sangat cocok untuk dikembangkan tinggal sekarang, bagaimana menerapkan konsep Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa ini dalam sistem pembelajaran.

B.  Peran Guru dalam Implmentasi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
Kekeliuran yang kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa peran guru semakin kurang.anggapan semacam ini tentu saja tidak tepat, sebab walaupun Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa didesain untuk meningkatkan aktivitas siswa tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan tanggung jawab guru.baik guru maupun siswa sama sama harus berperan secara penuh oleh karena peran mereka sama sama sebagai subjek belajar.adapun yang membedakan hanya terletak pada tugas apa yang harus dilakukan misalnya ketika siswa melaksanakan diskusi kelompok aau mengerjakan tugas, tidak berarti guru hanya diam dan duduk dikursi sambil membaca koran akan tetapi secara aktif guru harus melakukan kontrol dan memberi bantuan kepada siswa yang memerlukannya.
Dalam implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa guru tidak berperan sebagai satu satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menfasilitasi agar siswa belajar.oleh karna itu penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.untuk itu ada beberapa kegiatan yang dilakukan guru diantara adalah :
a.    Mengemukan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai artinya akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalm menentukan dan merumuskannya.
b.   Menyusun tugas tugas belajar bersama siswa artinya tugas tugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa.hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung jawab siswa.biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis tugas dan batas akhir penyelesaiannya siswa akan lebih bertanggung jawab untuk mengerjakannya.
c.    Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan dengan pemberitahuan rencana pembelajaran maka siswa akan semakin paham apa yang harus dilakukan.hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kretif.
d.   Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam oleh karena keragamannya itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
e.    Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan.dalam Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa pertanyaan tidak semata mata berfungsi untuk menguji kemampuan siswa akan tetapi lebih dari itu.melalui pertanyaan guru dapat mendorong siswa agar siswa termotivasi untuk belajar atau melalui pertanyaan pula guru dapat membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif.oleh karena itu kemampuan yang berhubungan dengan berbagai ketrampilan bertanya harus dimiliki oleh guru.
f.    Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.dalam implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasan yang telah dipelajarinya.proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik sebaiknya diserahkan kepada siswa.guru berperan hanya sebagai pembantu dan pengarah dalam merumuskan kesimpulan.
Selain peran peran diatas masih banyak tugas lain yang menjadi tanggung jawab guru misalnya manakala siswa memerlukan suatu informasi tertentu maka guru berkewajiban untuk menunjukan dimana informasi itu dapat diperoleh siswa dengan demikian guru tidak menempatkan diri sebagai sumber informasi tetapi berperan sebagai penunjuk dan fasilatator dalam memanfaatkan sumber belajar.

C.  Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdidkusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan lain sebagainya.keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainnya akan tetapi juaga ada yang tidak bisa diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.kadar Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata akan tetapi ditentukan juga oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional.oleh sebab itu sebetulnya aktif dan tidak aktifnya siswa dalam belajar hanya siswa yang mengetahuinya secara pasti.kita tidak dapat memastikan bahwa siswa yang diam mendengarkan penjelasan tidak berarti tidak Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa demikian juga sebaliknya belum tentu siswa secara fisik aktif memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi pula.
Namun demikian salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaan memiliki kadar pembelajaran Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa yang tinggi, sedang atau lemah dapat kita lihat dari kriteria penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dalam proses pembelajaran.kriteria tersebut menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka kadar Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa semakin tinggi.
1.   Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan.
a)   Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.

b)   Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
c)   Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.
d)   Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
2.   Kadar Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dilihat dari proses pembelajaran
a)   Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental , emosional maupun intelektual dalam proses pembelajaran.hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b)   Siswa belajar secara langsung (experiential learning).dalam proses pembelajaran secara langsung konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri dan lain sebagainya demikian juga pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.
c)   Adanya keinginan siswa untuk menciptakan ikim belajar yang kondusif.
d)   Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relavan dengan tujuan pembelajaran.
e)   Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau  yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
f)    Terjadinya interaksi yang multi-arah, baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya, pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa siswa tertentu.
3.   Kadar Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa ditinjau dari kegiatan evaluasi pembelajaran
a)   Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
b)   Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas tugas yang harus dikerjakannya.
c)   Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun lisan berkenaan dengan hasil belajar yang diperolehnya.

D.  Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa
keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a.    Guru
dalam proses pembelajaran dalam kelas guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa.ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dipandang dari sudut guru yaitu kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang pendidikan guru dan pengalaman mengajar.
1)   kemampuan guru
kemampuan guru merupakan faktor pertama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa.guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersifat kreatif dan inovatif  yang selamanya akan mencoba mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk mengajarkan siswa.
Kemampuan guru itu bukan hanya dalam tataran desain perencanaan pembelajaran akan tetapi juga dalam proses dan evaluasi pembelajaran.dalam aspek perencanaan misalnya guru dituntut untuk mampu mendesain perencanaan yang memungkinkan secara terbuka siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya seperti kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran, kemampuan menyusun dan menyajikan materi atau pengalaman belajar siswa, kemampuan untuk merancang desain pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kemampuan menentukan dan memanfaatkan media dan sumber belajar, serta kemampuan menentukan alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran.
Kemampuan dalam proses pembelajaran berhubungan erat dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan pembelajaran yang mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar dan ketrampilan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dianggap mutakhir.ketrampilan dasar mengajar yang harus dimiliki seperti ketrampilan bertanya, ketrampilan variasi stimulus, ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, kemampuan memberikan penguatan (reinforcement) dan lain sebagainya. sedangkan ketrampilan mengembangkan model pembelajaran contohnya mengembangkan model inkuiri, discovery, model ketrampilan proses, model pembelajaran, model klinis, advance organizer dan lain sebagainya.
2)   Sikap profesional guru
Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya guru yang profesional selamanya akan berusaha untuk mencapai hasi yang optimal.ia tidak akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai.oleh karenanya ia akan selalu belajar untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkakan kemampuan dan ketrampilannya misalnya dengan melacak berbagai sumber belajar melalui kegiatan membaca, mengikuti kegiatan kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, simposium dan sebagainya serta melacak informasi dengan memanfaatkan hasil hasil teknologi seperti televisi, radio, komputer sampai kepada internet.penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa secara penuh dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh tingkat profesional guru. Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa tidak akan berhasil di implementasikan oleh guru yang memiliki motivasi yang rendah.
3)   Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Latar belakang pendidikan dan pengalamn mengajar guru akan sangat pengaruh terhadap implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa. Dengan latar pendidikan yang tinggi memungkinkan guru memiliki pandangan wawasan yang luas terhadap variabel variabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak, pemahaman terhadap unsur lingkungan dan gaya belajar siswa, pemahaman tentang berbagai model dan metode pembelajaran.
Guru yang memiliki tentang psikologi anak akan di tandai oleh perasaan menghargai terhadap seluruh usaha siswa. Dengan demikian ia tidak akan menempatkan siswa sebagai objek yang harus di jejali dengan materi pembelajaran akan tetapi ia akan memandang siswa sebagai subjek belajar yang memilik potensi untuk dikembangakan sehingga ia akan mendesain proses pembelajaran yang dapat siswa aktif dan kreatif dalam proses pengalaman belajar.
Demikian juga halnya dengan pengalaman mengajar. Guru yang memiliki jam terbang mengajar yang tinggi memungkinkan ia lebih mengenal berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
b.   Sarana Belajar
keberhasilan implemenasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar. Yang termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan seting tempat duduk siswa , media, dan sumber belajar.
1.   Ruang Kelas
Kondisi ruang kelas merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa ruang kelas yang terlalu sempit akan mempengaruhi kenyamanan siswa dalam belajar. Demikian juga halnya dengan penataan kelas kelas yang tidak ditata dengan rapi tanpa ada gambar yang menyegarkan, ventilasi yang kurang memadai , dan sebagainya akan menyebabkan siswa cepat lelah dan bergairah dalam belajar.
Yang juga harus diperhatikan dalam penataan ruang kelas adalah desain tempat duduk siswa. Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa yang menghendaki siswa aktif dalam belajar sebaiknya tempat duduk tidak bersifat statis tetapi seharusnya dinamis. Artinya, tempat duduk didesain agar dapat di pindah pindah sehingga bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
2.   media dan sumber belajar
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan  multi metode dan multi media artinya, melalui Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa siswa memungkinkan untuk belajar dari sumber informasi secara mandiri baik dari media grafis seperti buku, majalah , surat kabar, buletin, dan lain lain atau dari media elektronik seperti radio,televisi, film slide , video, komputer, atau mungkin dari internet oleh karena itu keberhasilan penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa akan sangat dipengaruhi oleh kesediaan pemanfaatan media dan sumber belajar.
c.    lingkungan belajar
Lingkungan belajar faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa ada dua hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan belajar yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya jumlah kelas laboratorium, perpustakaan, kantin, kamar kecil yang tersedia serta dimana lokasi sekolah itu berada. Apabila sekolah  yang berada dekat terminal atau pasar yang bising tentu saja akan mempengaruhi kenyamanan anak dalam belajar.
Yang termasuk dalam lingkungan fisik ini juga adalah keadaan dan jumlah guru. Keadaan guru misalnya adalah kesesuaian bidang studi yang melatar belakangi pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diberikannya. Seorang guru lulusan pendidikan teknik misalnya akan mempengaruhi kinerjanya manakala ia mengajar bidang olahraga. Demikiannya juga seorang yang tidak pernah belajar ilmu keguruan tidak akan optimal manakala harus mengajar didepan kelas bagaimanapun hebatnya kualitas orang tersebut.
Yang dimaksud dengan lingkungan psikologis adalah iklim sosial yang ada dilingkungan sekolah itu misalnya, keharmonisan hubungan antara guru dengan guru , antara guru dengan kepala sekolah, teermasuk keharmonisan antara pihak sekolah dengan siswa. Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa merupakan pendekatan pembelajaran yang memerlukan usaha dari setiap orang yang terlibat. Oleh karena itu, tidak mungkin Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dapat diimplementasikan dengan sempurna manakala tidak terjalin hubungan yang baik antara semua pihak yang terlibat.









BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dalam strategi pembelajaran berorientassi aktifitas siswa, proses belajar bukanlah hanya sekedar menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi peristiwa mental dan proses pengalaman.oleh karena itu setiap proses pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual emosional siwa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan tindakan, pengetahuan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan ( motorik, kognitif dan sosial ), penghayatan serta internalisasi nilai nilai dalam pembentukan sikap.
Selain itu dalam proses pembelajaran ini guru memiliki peran dan tanggung jawab misalnya manakala siswa memerlukan suatu informasi tertentu maka guru berkewajiban untuk menunjukan dimana informasi itu dapat diperoleh siswa dengan demikian guru tidak menempatkan diri sebagai sumber informasi tetapi berperan sebagai penunjuk dan fasilatator dalam memanfaatkan sumber belajar.
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah bagai mana cara untuk menyatukan memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang.supaya menghasilkan kualitas belajar yang lebih baik kepada siswa supaya mereka bisa memahami dan menerapkan sistem perpaduan antara berbagai aspek yang ada yang sudah diberikan oleh bapaka ibu guru guna menigkatkan aktifitas ataupun keaktifan siswa dalam sekolah
B.  Saran
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang strategi pembelajaran sejarah.kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. (2014). Model model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Silberman, Melvin. (2011). Active Learning 101 Cara Belajar Aktif. Bandung: Nusa Media

Sunarto. (2012). Icebreaker dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta: Cakrawala Media

1 komentar:

  1. Daftar Sabung Ayam Online Deposit pulsa

    GAME SLOT ONLINE TERPECAYA

    Poker Ceme
    Daftar Situs Poker Online
    Poker Deposit Pulsa

    CLUB388CASH ADALAH SISTUS AGEN BANDAR TARUHAN ONLINE TEPECAYA YANG MEMILIKI BANYAK PERMAINAN HANYA MENGGUNAKAN 1 AKUN ATAU 1 USER ID SAJA SEMUA DAPAT DI MAINKAN SEMUA DI PERMAINAN CLUB388CASH. TENTUNYA EVENT BONUS PROMO SETIAP BULAN NYA YANG MANTAPPP ^^

    CS 24jam Online
    JANGAN SAMPAI KEHABISAN FREECHIPSNYA !!

    SEHAT SELALU UNTUK KITA SEMUA ...ALWAYS THANKFULL AND GRATEFULL ^^

    BalasHapus