BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
awalnya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.
Stategi tersebut dimaksudkan agar peperangan dapat dimenangkan dengan rencana
yang telah disusun. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya
tingkat peradapan manusia banyak bidang-bidang lainnya yang membutuhkan
strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya, pada bidang ekonomi
dibutuhkan strategi pemasaran yang baik agar produk yang dijual laku dipasaran.
Begitu
pula dengan dunia pendidikan yang dalam hal ini adalah pembelajaran di dalam
kelas juga membutuhkan sebuah strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Strategi tersebut disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi yang
ada dilapangan. Strategi pembelajaran
inilah yang akan membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi tersebut dapat disesuaikan dengan pijakan yang diambil oleh guru.seorang
pendidik harus bisa menyusun strategi dengan matang sebelum memberi
pembelajaran kepada siswa agar tujuan yang kita inginkan bisa tercapai dengan
semaksimal mungkin.
Seiring
dengan perkembangan ilmu pendidikan yang juga mengakibatkan adanya perkembangan
dalam dunia pendidikan maka muncul banyak sekali pijakan yang dapat digunakan
oleh guru dan juga macam strategi yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran. Misalnya pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa.
Banyak guru yang belum paham mengenai strategi pembelajaran yang berorientasi
pada aktivitas siswa. Oleh karena hal tersebut makalah ini akan membahas
mengenai strategi pembelajaran khususnya yakni pembelajaran yang berorientasi
pada aktivitas siswa. Dan semoga makalah ini akan bermanfaat bagi generasi guru
masa depan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang tertulis di atas maka rumusan masalah yang akan kita bahas
dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah
Konsep dan Tujuan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa ?
2. Seperti
Apakah Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
?
3. Bagaimanakah
Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa dalam proses Pembelajaran ?
4. Apa
Sajakah Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa ?
C. Tujuan
Setelah
membaca apa yang telah menjadi rumusan masalah di atas, maka yang menjadi
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui Bagaimanakah Konsep dan Tujuan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas
Siswa.
2. Untuk
mengetahui Seperti Apakah Peran Guru dalam Implementasi Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa.
3. Untuk
mengetahui Bagaimanakah Penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa
dalam proses Pembelajaran.
4. Apa
Sajakah Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa
Dalam
standar proses pendidikan pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa
artinya sistem pendidikan menempatkan siswa sebagai subjek belajar dengan kata
lain pembelajaran ditekankan atau berorientasi dengan aktivitas siswa.
Ada
beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa.pertama asumsi filosofis tentang
pendidikan.pendidikan merupakan upaya sadar mengembangkan manusia menuju
kedewaaan baik kedewasaan intelektual, kedewasaan sosial maupun kedewasaan
moral.oleh karena itu proses pendidikan tidak hanya mengembangkan intelektual
saja tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik dengan demikian
hakikat pendidikan pada dasarnya adalah : (a) interaksi manusia; (b) pembinaan
dan pengembangan potensi manusia; (c) berlangsung sepanjang hayat; (d)
kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa; (e) keseimbangan
antara kebebasan subjek didik dan wibawa guru; dan (f) peningkatan kualitas
hidup manusia.
Kedua ,asumsi
tentang siswa sebagai subjek pendidikan yaitu : (a) siswa bukanlah manusia
dalam ukuran mini akan tetapi manusia yang sedang dalam proses perkembangan;
(b) setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda; (c) anak didik pada
dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif dan dinamis dalam menghadapi
lingkungannya; (d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya.asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang
harus dijejali dengan informasi tetapi mereka adalah subjek yang memiliki
potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki anak itu.
Ketiga , asumsi
tentang guru adalah : (a) guru bertanggung jawaab atas tercapainya hasil
belajar peserta didik; (b) guru mempunyai kemampuan profesional dalam mengajar;
(c) guru mempunyai kode etik keguruan ; (d) guru memiliki peran sebagai sumber
belajar dan pemimpin dalam belajar yang memunginkan terciptanya kondisi yang
baik bagi siswa dalam belajar.
Keempat, asumsi
yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah : (a) bahwa proses pengajaran
dilakukan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem; (b) peristiwa belajar akan
terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh
guru; (c) proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan
teknik yang tepat dan berdaya guna; (d) pengajaran memberikan tekanan kepada
proses dan produk secara seimbang; (e) inti proses pengajaran adalah kegiatan
belajar siswa secara optimal.
Dalam
pandangan psikologi modern belajar bukanlah hanya sekedar menghapal sejumlah
fakta dan informasi akan tetapi peristiwa mental dan proses pengalaman.oleh
karena itu setiap proses pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual
emosional siwa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan
tindakan, pengetahuan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk
keterampilan ( motorik, kognitif dan sosial ), penghayatan serta internalisasi
nilai nilai dalam pembentukan sikap.
A. Konsep dan Tujuan Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa
Pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara seimbang.
Dari
konsep ada dua hal yang harus dipahami.pertama
dipandang dari sisi proses pembelajaran, pembelajaran berorientasi aktivas
siswa menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya pembelajaran
berorientasi aktivas siswa menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik,
mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.oleh karena itu kadar
pembelajaran berorientasi aktivitas siswa tidak hanya bisa dilihat dari
aktivitas fisik saja akan tetapi juga aktivitas mental dan intelektual.seorang
siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja tidak berarti memiliki kadar
pembelajaran berorientasi aktivis yang rendah dibandingkan dengan seseorang
yang sibuk mencatat.sebab mungkin saja yang duduk itu secara mental ia aktif
misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya dan menginternalisasi nilai
dari setiap informasi yang disampaikan.sebaliknya siswa yang sibuk mencatat tak
bisa dikatakan memiliki kadar pembelajaran berorientasi aktivisas siswa yang
tinggi jika yang bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mencatat, tidak
diikuti oleh aktivitas mental dan emosi.
Kedua,
dipandang
dari sisi belajar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa menghendaki hasil
belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif),
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor).artinya dalam pembelajaran
berorientasi aktivitas siswa pemebentukan siswa secara utuh merupakan tujuan
utama dalam proses pembelajaran.Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa tidak
menghendaki pembentukan siswa yang secara intelektual cerdas tanpa diimbangi
oleh sikap dan keterampilan.akan tetapi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas
Siswa bertujuan membentuk siswa yang cerdas sekaligus siswa yang memiliki sikap
positif dan secara motorik terampil, misalnya kemampuan mengeneralisasi,
kemampuan mengamati, kemampuan mencari data, kemampuan untuk menemukan,
menganalisis, mengomunikasikan hasil penemuan dan lainnya.aspek aspek sebagai
inilah yang diharapkan dapat dihasilkan dari pendekatan Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa.
Dari konsep diatas maka jelas bahwa
pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa berbeda dengan proses
pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung.selama ini proses pembelajaran
banyak diarahkan kepda proses menghapalkan informasi yang disajikan guru.ukuran
keberhasilan pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran; apakah materi itu dipahami untuk kebutuhan hidup setiap siswa,
apakah siswa bisa menangkap hubungan materi yang dihapal itu dengan
pengembangan potensi yang dimilikinya bukan tidak menjadi soal, yang penting
siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajarinya oleh sebab itu,
tidak heran kalau proses pembelajaran yang selama ini digunakan tidak
memerhatikan hakikat mata pelajaran yang disajikan misalnya untuk pelajaran
agama yang semestinya diarahkan untuk mengembangkan sikap dan nilai nilai
kehidupan sebagi bekal untuk dapat bertindak dan berprilaku dimasyarakat sesuai
dengan norma norma atau sitem nilai yang berlaku, tidak pernah terjadi.
Kedua mata pelajaran ini berfungsi
sama dengan mata pelajaran lain, yaitu mengembangkan intelektual siswa dengan
menghafal materi pelajaran.dari penjelasan diatas maka Pembelajaran
Berorientasi Aktivitas Siswa sebagai salah satu bentuk inovasi dalam
memperbaiki kualitas proses belajar mengajar bertujuan untuk membantu peserta
didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan,
ketrampilan dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang
mandiri.dengan kemampuan itu diharapkan lulusan menjadi anggota massyarakat
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang di cita citakan.sedangkan
secara khusus pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa bertujuan , pertama meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna
artinya melalui Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa, siswa tidak hanya
dituntut untuk menguassai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana
memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.kedua, mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya artinya
melalui Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa diharapkan tidak hanya
kemampuan intelektual saja ynag berkembang tetapi juga seluruh pribadi siswa
termasuk sikap dan mental.
Dihubungkan dengan tujuan
pendidikan nasional yang ingin dicapai yang bukan hanya membentuk manusia yang
cerdas akan tetapi juga lebih penting adalah membentuk manusia yang bertaqwa
dan memiliki keterampilan disamping memiliki sikap budi pekerti yang luhur,
maka Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa merupakan pendekatan yang sangat
cocok untuk dikembangkan tinggal sekarang, bagaimana menerapkan konsep
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa ini dalam sistem pembelajaran.
B. Peran Guru dalam Implmentasi
Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
Kekeliuran yang kerap muncul adalah
adanya anggapan bahwa Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa peran guru
semakin kurang.anggapan semacam ini tentu saja tidak tepat, sebab walaupun
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa didesain untuk meningkatkan aktivitas
siswa tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan tanggung jawab guru.baik
guru maupun siswa sama sama harus berperan secara penuh oleh karena peran
mereka sama sama sebagai subjek belajar.adapun yang membedakan hanya terletak
pada tugas apa yang harus dilakukan misalnya ketika siswa melaksanakan diskusi
kelompok aau mengerjakan tugas, tidak berarti guru hanya diam dan duduk dikursi
sambil membaca koran akan tetapi secara aktif guru harus melakukan kontrol dan
memberi bantuan kepada siswa yang memerlukannya.
Dalam implementasi Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa guru tidak berperan sebagai satu satunya sumber
belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi
yang lebih penting adalah bagaimana menfasilitasi agar siswa belajar.oleh karna
itu penerapan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa menuntut guru untuk
kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan
gaya dan karakteristik belajar siswa.untuk itu ada beberapa kegiatan yang
dilakukan guru diantara adalah :
a. Mengemukan
berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai artinya akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalm
menentukan dan merumuskannya.
b. Menyusun
tugas tugas belajar bersama siswa artinya tugas tugas apa yang sebaiknya
dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya
ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa.hal ini penting dilakukan untuk
memupuk tanggung jawab siswa.biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan
jenis tugas dan batas akhir penyelesaiannya siswa akan lebih bertanggung jawab
untuk mengerjakannya.
c. Memberikan
informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan dengan
pemberitahuan rencana pembelajaran maka siswa akan semakin paham apa yang harus
dilakukan.hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kretif.
d. Memberikan
bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. guru perlu menyadari
bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam oleh karena keragamannya
itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa
terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
e. Memberikan
motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain sebagainya melalui
pengajuan pertanyaan.dalam Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa pertanyaan
tidak semata mata berfungsi untuk menguji kemampuan siswa akan tetapi lebih
dari itu.melalui pertanyaan guru dapat mendorong siswa agar siswa termotivasi
untuk belajar atau melalui pertanyaan pula guru dapat membimbing siswa berpikir
kritis dan kreatif.oleh karena itu kemampuan yang berhubungan dengan berbagai
ketrampilan bertanya harus dimiliki oleh guru.
f. Membantu
siswa dalam menarik suatu kesimpulan.dalam implementasi Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasan yang
telah dipelajarinya.proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik sebaiknya
diserahkan kepada siswa.guru berperan hanya sebagai pembantu dan pengarah dalam
merumuskan kesimpulan.
Selain
peran peran diatas masih banyak tugas lain yang menjadi tanggung jawab guru
misalnya manakala siswa memerlukan suatu informasi tertentu maka guru
berkewajiban untuk menunjukan dimana informasi itu dapat diperoleh siswa dengan
demikian guru tidak menempatkan diri sebagai sumber informasi tetapi berperan
sebagai penunjuk dan fasilatator dalam memanfaatkan sumber belajar.
C. Penerapan Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa diwujudkan dalam berbagai bentuk
kegiatan seperti mendengarkan, berdidkusi, memproduksi sesuatu, menyusun
laporan, memecahkan masalah dan lain sebagainya.keaktifan siswa itu ada yang
secara langsung dapat diamati seperti mengerjakan tugas, berdiskusi,
mengumpulkan data dan lain sebagainnya akan tetapi juaga ada yang tidak bisa
diamati seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak.kadar Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata
akan tetapi ditentukan juga oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual
dan emosional.oleh sebab itu sebetulnya aktif dan tidak aktifnya siswa dalam
belajar hanya siswa yang mengetahuinya secara pasti.kita tidak dapat memastikan
bahwa siswa yang diam mendengarkan penjelasan tidak berarti tidak Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa demikian juga sebaliknya belum tentu siswa secara
fisik aktif memiliki kadar aktivitas mental yang tinggi pula.
Namun demikian salah satu hal yang
dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaan memiliki
kadar pembelajaran Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa yang tinggi,
sedang atau lemah dapat kita lihat dari kriteria penerapan Pembelajaran Berorientasi
Aktifitas Siswa dalam proses pembelajaran.kriteria tersebut menggambarkan
sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil
pembelajaran.semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka kadar
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa semakin tinggi.
1. Kadar
PBAS dilihat dari proses perencanaan.
a) Adanya
keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
b) Adanya
keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
c) Adanya
keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.
d) Adanya
keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan
digunakan.
2. Kadar
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dilihat dari proses pembelajaran
a) Adanya
keterlibatan siswa baik secara fisik, mental , emosional maupun intelektual dalam
proses pembelajaran.hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta
motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
b) Siswa
belajar secara langsung (experiential
learning).dalam proses pembelajaran secara langsung konsep dan prinsip
diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,
melakukan sendiri dan lain sebagainya demikian juga pengalaman itu bisa
dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.
c) Adanya
keinginan siswa untuk menciptakan ikim belajar yang kondusif.
d) Keterlibatan
siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang
dianggap relavan dengan tujuan pembelajaran.
e) Adanya
keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan
pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran
berlangsung.
f) Terjadinya
interaksi yang multi-arah, baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dan
siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara
merata. Artinya, pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh
siswa siswa tertentu.
3. Kadar
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa ditinjau dari kegiatan evaluasi
pembelajaran
a) Adanya
keterlibatan siswa untuk mengevaluasi hasil pembelajaran yang telah
dilakukannya.
b) Keterlibatan
siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas tugas
yang harus dikerjakannya.
c) Kemauan
siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun lisan berkenaan dengan hasil
belajar yang diperolehnya.
D. Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa
keberhasilan penerapan PBAS dalam
proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
a. Guru
dalam proses pembelajaran dalam
kelas guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa karena guru merupakan orang yang
berhadapan langsung dengan siswa.ada beberapa hal yang mempengaruhi
keberhasilan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dipandang dari sudut
guru yaitu kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang
pendidikan guru dan pengalaman mengajar.
1) kemampuan
guru
kemampuan guru
merupakan faktor pertama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
dengan pendekatan Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa.guru yang memiliki
kemampuan yang tinggi akan bersifat kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba mencoba dan
mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk
mengajarkan siswa.
Kemampuan guru
itu bukan hanya dalam tataran desain perencanaan pembelajaran akan tetapi juga
dalam proses dan evaluasi pembelajaran.dalam aspek perencanaan misalnya guru
dituntut untuk mampu mendesain perencanaan yang memungkinkan secara terbuka
siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya seperti kemampuan
merumuskan tujuan pembelajaran, kemampuan menyusun dan menyajikan materi atau
pengalaman belajar siswa, kemampuan untuk merancang desain pembelajaran yang tepat
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kemampuan menentukan dan memanfaatkan
media dan sumber belajar, serta kemampuan menentukan alat evaluasi yang tepat
untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran.
Kemampuan dalam
proses pembelajaran berhubungan erat dengan bagaimana cara guru
mengimplementasikan perencanaan pembelajaran yang mencakup kemampuan menerapkan
keterampilan dasar mengajar dan ketrampilan mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang dianggap mutakhir.ketrampilan dasar mengajar yang harus
dimiliki seperti ketrampilan bertanya, ketrampilan variasi stimulus,
ketrampilan membuka dan menutup pelajaran, kemampuan memberikan penguatan (reinforcement) dan lain sebagainya.
sedangkan ketrampilan mengembangkan model pembelajaran contohnya mengembangkan
model inkuiri, discovery, model ketrampilan proses, model pembelajaran, model
klinis, advance organizer dan lain sebagainya.
2) Sikap
profesional guru
Sikap
profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan
tugas mengajarnya guru yang profesional selamanya akan berusaha untuk mencapai
hasi yang optimal.ia tidak akan merasa puas dengan hasil yang telah
dicapai.oleh karenanya ia akan selalu belajar untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan meningkakan kemampuan dan ketrampilannya misalnya dengan
melacak berbagai sumber belajar melalui kegiatan membaca, mengikuti kegiatan
kegiatan ilmiah seperti seminar, diskusi, simposium dan sebagainya serta
melacak informasi dengan memanfaatkan hasil hasil teknologi seperti televisi,
radio, komputer sampai kepada internet.penerapan Pembelajaran Berorientasi
Aktifitas Siswa sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut aktivitas
siswa secara penuh dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran akan sangat
dipengaruhi oleh tingkat profesional guru. Pembelajaran Berorientasi Aktifitas
Siswa tidak akan berhasil di implementasikan oleh guru yang memiliki motivasi
yang rendah.
3) Latar
belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Latar belakang
pendidikan dan pengalamn mengajar guru akan sangat pengaruh terhadap
implementasi Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa. Dengan latar pendidikan
yang tinggi memungkinkan guru memiliki pandangan wawasan yang luas terhadap
variabel variabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak,
pemahaman terhadap unsur lingkungan dan gaya belajar siswa, pemahaman tentang
berbagai model dan metode pembelajaran.
Guru yang
memiliki tentang psikologi anak akan di tandai oleh perasaan menghargai
terhadap seluruh usaha siswa. Dengan demikian ia tidak akan menempatkan siswa
sebagai objek yang harus di jejali dengan materi pembelajaran akan tetapi ia
akan memandang siswa sebagai subjek belajar yang memilik potensi untuk
dikembangakan sehingga ia akan mendesain proses pembelajaran yang dapat siswa
aktif dan kreatif dalam proses pengalaman belajar.
Demikian juga
halnya dengan pengalaman mengajar. Guru yang memiliki jam terbang mengajar yang
tinggi memungkinkan ia lebih mengenal berbagai hal yang berkaitan dengan proses
pembelajaran.
b. Sarana
Belajar
keberhasilan
implemenasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar. Yang
termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan seting tempat duduk
siswa , media, dan sumber belajar.
1. Ruang
Kelas
Kondisi ruang
kelas merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penerapan Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa ruang kelas yang terlalu sempit akan mempengaruhi
kenyamanan siswa dalam belajar. Demikian juga halnya dengan penataan kelas
kelas yang tidak ditata dengan rapi tanpa ada gambar yang menyegarkan,
ventilasi yang kurang memadai , dan sebagainya akan menyebabkan siswa cepat
lelah dan bergairah dalam belajar.
Yang juga harus
diperhatikan dalam penataan ruang kelas adalah desain tempat duduk siswa.
Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa yang menghendaki siswa aktif dalam
belajar sebaiknya tempat duduk tidak bersifat statis tetapi seharusnya dinamis.
Artinya, tempat duduk didesain agar dapat di pindah pindah sehingga bisa
digunakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
2. media
dan sumber belajar
Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa merupakan pendekatan pembelajaran yang
menggunakan multi metode dan multi media
artinya, melalui Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa siswa memungkinkan
untuk belajar dari sumber informasi secara mandiri baik dari media grafis
seperti buku, majalah , surat kabar, buletin, dan lain lain atau dari media
elektronik seperti radio,televisi, film slide , video, komputer, atau mungkin
dari internet oleh karena itu keberhasilan penerapan Pembelajaran Berorientasi
Aktifitas Siswa akan sangat dipengaruhi oleh kesediaan pemanfaatan media dan
sumber belajar.
c. lingkungan
belajar
Lingkungan
belajar faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan Pembelajaran
Berorientasi Aktifitas Siswa ada dua hal yang termasuk kedalam faktor
lingkungan belajar yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan fisik
meliputi keadaan dan kondisi sekolah misalnya jumlah kelas laboratorium,
perpustakaan, kantin, kamar kecil yang tersedia serta dimana lokasi sekolah itu
berada. Apabila sekolah yang berada
dekat terminal atau pasar yang bising tentu saja akan mempengaruhi kenyamanan
anak dalam belajar.
Yang termasuk
dalam lingkungan fisik ini juga adalah keadaan dan jumlah guru. Keadaan guru
misalnya adalah kesesuaian bidang studi yang melatar belakangi pendidikan guru
dengan mata pelajaran yang diberikannya. Seorang guru lulusan pendidikan teknik
misalnya akan mempengaruhi kinerjanya manakala ia mengajar bidang olahraga.
Demikiannya juga seorang yang tidak pernah belajar ilmu keguruan tidak akan
optimal manakala harus mengajar didepan kelas bagaimanapun hebatnya kualitas
orang tersebut.
Yang dimaksud
dengan lingkungan psikologis adalah iklim sosial yang ada dilingkungan sekolah
itu misalnya, keharmonisan hubungan antara guru dengan guru , antara guru
dengan kepala sekolah, teermasuk keharmonisan antara pihak sekolah dengan
siswa. Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa merupakan pendekatan
pembelajaran yang memerlukan usaha dari setiap orang yang terlibat. Oleh karena
itu, tidak mungkin Pembelajaran Berorientasi Aktifitas Siswa dapat
diimplementasikan dengan sempurna manakala tidak terjalin hubungan yang baik
antara semua pihak yang terlibat.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
strategi pembelajaran berorientassi aktifitas siswa, proses belajar bukanlah
hanya sekedar menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi peristiwa
mental dan proses pengalaman.oleh karena itu setiap proses pembelajaran
menuntut keterlibatan intelektual emosional siwa melalui asimilasi dan
akomodasi kognitif untuk mengembangkan tindakan, pengetahuan serta pengalaman
langsung dalam rangka membentuk keterampilan ( motorik, kognitif dan sosial ),
penghayatan serta internalisasi nilai nilai dalam pembentukan sikap.
Selain
itu dalam proses pembelajaran ini guru memiliki peran dan tanggung jawab misalnya
manakala siswa memerlukan suatu informasi tertentu maka guru berkewajiban untuk
menunjukan dimana informasi itu dapat diperoleh siswa dengan demikian guru tidak
menempatkan diri sebagai sumber informasi tetapi berperan sebagai penunjuk dan
fasilatator dalam memanfaatkan sumber belajar.
Jadi
kesimpulan dari makalah ini adalah bagai mana cara untuk menyatukan memperoleh
hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
secara seimbang.supaya menghasilkan kualitas belajar yang lebih baik kepada
siswa supaya mereka bisa memahami dan menerapkan sistem perpaduan antara
berbagai aspek yang ada yang sudah diberikan oleh bapaka ibu guru guna menigkatkan
aktifitas ataupun keaktifan siswa dalam sekolah
B. Saran
Kami selaku penulis mengharapakan
kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam
penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi
kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang strategi
pembelajaran sejarah.kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku
penulis meminta maaf yang sebesar besarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Rusman.
(2014). Model model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Sanjaya,
Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media
Silberman,
Melvin. (2011). Active Learning 101 Cara
Belajar Aktif. Bandung: Nusa Media
Sunarto.
(2012). Icebreaker dalam Pembelajaran
Aktif. Surakarta: Cakrawala Media
Daftar Sabung Ayam Online Deposit pulsa
BalasHapusGAME SLOT ONLINE TERPECAYA
Poker Ceme
Daftar Situs Poker Online
Poker Deposit Pulsa
CLUB388CASH ADALAH SISTUS AGEN BANDAR TARUHAN ONLINE TEPECAYA YANG MEMILIKI BANYAK PERMAINAN HANYA MENGGUNAKAN 1 AKUN ATAU 1 USER ID SAJA SEMUA DAPAT DI MAINKAN SEMUA DI PERMAINAN CLUB388CASH. TENTUNYA EVENT BONUS PROMO SETIAP BULAN NYA YANG MANTAPPP ^^
CS 24jam Online
JANGAN SAMPAI KEHABISAN FREECHIPSNYA !!
SEHAT SELALU UNTUK KITA SEMUA ...ALWAYS THANKFULL AND GRATEFULL ^^