Kamis, 06 April 2017

MAKALAH CHIANG KAI SHEK

Sejarah adalah mempelajari pengalaman masa lalu untuk dijadikan pelajaran untuk masa depan agar kita tidak jatuh kedalam kesalahan yang sama pada masa depan.



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Chiang Kai-shek (31 Oktober 1887 - 5 April 1975) adalah seorang pemimpin politik dan militer Cina abad ke-20. Dalam Bahasa Mandarin dia dikenal sebagai 'Jiang Jieshi atau 'Jiang Zhongzheng. Chiang adalah seorang anggota berpengaruh di Partai Kuomintang (KMT), atau Partai Nasionalis. Ia juga merupakan sekutu dekat Sun Yat-sen. Ia menjadi Komandan Akademi Militer Whampoa milik partai Kuomintang, dan menggantikan Sun menjadi pemimpin KMT ketika Sun meninggal pada tahun 1925. Pada tahun 1926, Chiang memimpin Ekspedisi Utara dalam misi penyatuan negara, serta menjadi pemimpin penting di Cina. Dia menjabat sebagai Ketua Dewan Militer Nasional pemerintahan Nasionalis Republik Cina (RC) pada tahun 1928-1948. Chiang memimpin Cina dalam Perang Cina-Jepang Kedua. Pada saat itu kekuasaan pemerintah Nasionalis sangat lemah, namun ia semakin menonjol. Tidak seperti Sun Yat-sen, Chiang Kai-shek secara sosial berpaham konservatif. Ia mempromosikan budaya tradisional Tionghoa melalui Gerakan Hidup Baru dan menolak demokrasi Barat. Dia pun menolak sosialisme demokratis nasionalis yang didukung oleh Sun Yat Sen dan beberapa anggota untuk menuju terbentuknya pemerintahan otoriter nasionalis.
Sun Yat Sen, pendahulu Chiang, sangat disukai dan dihormati oleh kelompok komunis. Setelah Sun Yat Sen wafat, Chiang Kai Sek tidak mampu menjaga hubungan baik dengan Partai Komunis Cina. Perpecahan besar antara kelompok Nasionalis dengan Komunis terjadi pada tahun 1927. Di bawah kepemimpinan Chiang, kelompok nasionalis mengobarkan perang saudara melawan Komunis. Setelah Jepang menyerang Cina pada tahun 1937, Ching menyetujui gencatan senjata sementara dengan partai Komunis. hingga Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, baik Partai Komunis maupun Partai Kouomintang tidak saling mempercayai maupun aktif bekerja sama. Perang saudara kembali berlanjut setelah upaya negosiasi untuk membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 1946 mengalami kegagalan. Pada tahun 1949 kelompok Komunis mengalahkan kelompok Nasionalis, memaksa pemerintah Chiang mundur ke Taiwan, di mana Chiang dikenakan Darurat militer dan orang-orang teraniaya kritis pemerintahannya dalam periode yang dikenal sebagai "Teror Putih". Setelah mengevakuasi ke Taiwan, pemerintahan Chiang terus menyatakan niatnya untuk merebut kembali daratan Cina. Chiang memerintah pulau aman sebagai Presiden Republik Cina dan Jenderal Kuomintang sampai kematiannya pada tahun 1975. Dia memerintah daratan Cina selama 22 tahun, dan Taiwan selama 26 tahun.

B.    Rumusan Masalah
Untuk tujuan yang lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:
1.     Bagaimana runtuhnya kekuasaan Chiang Kai Shek?
2.     Mengapa Chiang Kai shek menjadi penerus cita-cita Sun Yat Sen?
3.     Bagaimana oposisi Chiang Kai Shek?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah  di atas, maka kami akan memberikan beberapa tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah:
1.     Untuk mengetahui bagaimana runtuhnya kekuasaan Chiang Kai Shek.
2.     Untuk mengetahui bagaimana Chiang Kai Shek menjadi penerus cita-cita Sun Yat Sen.
3.     Untuk mengetahui bagaimana oposisi Chiang Kai Shek.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Runtuhnya Kekuasaan Chiang Kai Shek
Setelah Sun Yat Sen berhasil memimpin revolusi pada tahun 1911, langkah selanjutnya ingin mempersatukan seluruh cina di bawah satu pemerintahan pusat yang demokratis. Untuk merealisasikan cita-citanya itu Sun Yat Sen pada tahun 1923 mengadakan reorganisasi partainya (Partai Nasionalis/ Koumintang) dengan berdasarkan pada San Min Chu I (Tiga Asas Kerakyatan ) yaitu: Nasionalisme, Demokrasi, dan sosialisme.  Sebagai patner dalam reorganisasi adalah Rusia. Atas bantuan Rusia maka pada tahun 1924 didirikan akademi militer Whampoa dengan kepala akademi Chiang Kai Shek.
Sementara itu dalam partai Koumintang terjadi perselisihan, yakni antara sayap kanan yang ada di pihak Chiang kai shek engan sayap kiri yang yang ada di pihak komunis (Kungchantang), yang sudah berdiri sejak tanggal 1 juli 1921. Kaum komunis yang terusir dari canton, kemudian melarikan diri kearah utara dan berhasil mempengaruhi golongan petani maupun buruh serta pihak-pihak lain yang tidak senang terhadap pemerintahan chiang kai shek untuk melawannya.
Di dalam suasana peperangan antara kedua golongan inilah jepang mengadakan serangan ke manchuria pada tahun 1931. Untuk sementara waktu kedua golingan ini bersatu melawan jepang tetapi semuanya kewalahan. Dengan kemenangan ini, jepang kemudian mendirikan negara manchukuo pada tanggal 1 maret 1932.
Untuk mencari simpati dan mengetahui serta mengukur kekuatan kaum komunis di bawah pimpinan Mao Tse tung, kaum komunis mengadakan Long March dari Kiangsi ke Yenan. Tidak lama kemudian pada tahun 1937 dengan terjadinya insiden marcopolo, kemudian pecahlah perang antara Cina-Jepang II yang berlangsung dari tahun 1937 sampai 1945. Perang Cina-Jepang II yang berakhir pada tahun 1945 tidak membawa persatuan kedua golongan ini bahkan sebaliknya mengakibatkan terjadinya perpecahan antar keduanya. Pada tahun 1946 perang antar keduanya pecah lagi. Tahun 1949 meruoakan tahun tragedi bagi kekuasaan chiang kai shek karena seluruh cina daratan jatuh ketangan komunis. Satu-satunya jalan bagi chiang kai shek harus melarikan diri dan melarikan diri ke Taiwan.

1.     Chiang Kai Shek penerus Cita-cita Sun Yat Sen
a.        Tinjauan sekilas tentang cita-cita Sun Yat Sen
Reorganisasi Koumintang, terbagi menjadi tiga tahap ( Li Chien Nung dan Jeremy Ingalls,1956:440), yakni:
1)   Penetapan nama partai  pada tahun 1919.
2)   Persiapan penerimaan anggota-anggota komunis dan kerjasama dengan rusia dalam tahun 1923.
3)   Penyelesaian politik pada tahun 1924.
Tahap pertama : sesudah Yuah Shih Kai membubarkan partai Koumintang pada tahun 1913, reorganisasi diadakan di tokyo pada tahun 1915 dengan nama partai revolusioner bangsa tionghoa (Chung Hua Kuo Min Tang). Pada tanggal 10 Oktober 1919 mengadakan sidang di shanghai untuk mengubah nama partai menjadi partai Koumintang.
Tahap kedua : dalam tahap kedua ini menurut sun yat sen pemerintahan harus di monopoli oleh satu partai yakni partai Koumintang dan anggotanya harus tunduk kepada pimpinan partai. Dalam hal ini sun ya sen mencontoh program Rusia. Pada tanggal 13 Agustus tahun 1922 delegasi rusia dibawah pimpinan adolf yoffe tiba di peking dan segera diadakan pertemuan dicapai kata sepakat antara keduanya untuk mengadakan hubungan diplomatik dan sun yat sen mau menerima usul adolf yoffe untuk menerima kaum komunis dalam partai kuomintang.

Tahap ketiga : penyelesaian konflik dengan asas san min chu i. Pada tanggal 24 september 1922 diadakan rapat di shanghai yang dihadiri oleh para wakil-wakil dari seluruh cina. Tujuannya adalah untuk mengadakan reorganisasi koumintang. Kongres kemudian di laanjutkan pada tanggal 15-16 Desember 1922 yang di umumkan oleh Hu Han Wing dan Wang Cheng Wei pada tanggal 1 januari 1924 yakni manifesto koumintang dengan berdasarkan pada San Min Chu I ( tiga asas kerakyatan ) yakni :
1)     Min Tsen ( nasionalisme)
Ini di maksudkan bahwa Sun Yat Sen mengkehendaki adanya satu bangsa dan satu negara ialah bangsa / negara Cina sebagai satu kesatuan.
2)     Min Chu ( demokrasi )
Ini berarti bahawa pemegang kedaulatan tertinggi dalam negara adalah rakyat.Pemerintahan dijalankan oleh rakyat dan untuk rakyat. Sun Yat Sen menginginkan pemerintahan baru yang demokratis.
3)     Min Sheng ( sosialisme)
Ming sheng sebenarnya berari penghidupan. Sun Yat Sen cenderung menerima asas sosialisme sebagai asas penghidupan.Jadi sosialisme berarti pula kesejahteraan rakyat. Artinya seluruh rakyat harus dapat mencari nafkah seba cukup untuk menyekenggarakan hidup yang layak. Langkah lebih lanjut pada tanggal 10 januari 1924, sun yat sen mengadakan kongres partai nasional di Canton. Dalam pernyataannya sunyat sen menegasskan ada dua pokok dalam reorganisasi koumintang yakni :
a)     Dengan reorganisasi koumintang ini harus merupakan satu kesatuaan yang kokoh.
b)     Kekuasaan / kekuatan dari partai Koumintang iini selanjutnya di pergunakan untuk membangun negara.

b.     Berdirinya Akaademi Militer Whampoa
Cita-cita Chiang Khai shek untuk mengorganisir milter segera terealisir. Langkah yang di tempuh ialah dengan mendirikan sekolah tingi milter di Whampoa. Akademi tersebut di buka pada bulan Mei 1924 dengan chiang khai shek sebagai kepala akademi. Dengan lahirnya akdemi militer Whampoa, merupakan salah satu peristiwa besar dalam permulaan sejarah dalam reorganisasi partai koumintang. Dengan segera setelah berdirinya akademi berdiri, Rusia segera mengirim kan bantuan yang berupa peralatan perang dan peralatan-peralatan lainnya ke canton.
Chiang Khai Shek dalam menjalankan tugasnya di bantu oleh seorang administratif yang cakap yaitu Liao Chung Hai; bersama  Liao membentuk tiim militer yang militan. Di dalam latihan-latihan swelalu mendapat pengawasan dari Rusia seperti yoffe,borodin, galens dan lain- lain. Setelah sun yat sen meninggal, pimpinan partai Koumintang di ambil alih oleh Chiang khai shek.secara resmi ia diangkat menjadi pimpinan partai pada tanggal 13 mei 1925 yakni ketika panitia eksekutif partai koumintang mengadakan musyawarah di Swatow.
Chiang Kai Shek kemudian membentuk tentara revolusi nasional yang anggotanya di ambil dari kelompok – kelompok militer whampoa inti.tugas tentara ini adalah melaksanakan kesatuan kekuatan dari unsur – unsur pemisahan dari kesatuan provinsi.Tujuan dari program kessatuan kekuatan ini adalah untuk menyatukan seluruh wilayah cina di bawah satu pemerintahan pusat.

c.      Awal Kekuasaan Chiang Kai Shek
1)     Masa Persatuan Nasional-Komunis
Memang pada masa permulaannya ada persatuan yang erat antara partai nasionalis dengan komunis. Keduanya ingin bekerjasama mewujudkan cita – cita persatuan, Chiang Kai Shek harus berhadapan dengan warlord – warlord yang ada di cina utara.Pada tahun 1926 Chiang Kai Shek mengadakan serangan ke utara.berkat persatuan antara nasionalis dan komunis tersebut, maka Chiang Kai Shek dapat menghancurkan pasukan- pasukan warlord Wu Pei-fu, hingga berturut-turut kota Hanchow,Wuhan, dan Wucang dapat direbutnya. Selanjutnya, Chiang Kai Shek dapat merebut Shanghai dan akhirnya Nanking pun dapat jatuh ke tangan Chiang kai Shek. Di nanking inilah Chiang Kai Shek mendirikan markas besarnya. Dalam waktu dua tahun, Chiang kai shek telah dapat menghancurkan jendral-jendral utara dan dapat merebut kota peking dari tangan mereka. Nama Peking kemudian di ganti menjadi Peiping yang berarti perdamaian utara.

2)     Masa perpecahan Nasionalis – Komunis
Pada permulaan tahun 1927 terjadi perselisihan di antara mereka, hingga terjadi perpecahan.Kaum komunis menghendaki diadakannya pembagian tanah di daerah-daerah yang telah direbutnya kepada para petani,akan tetapi Chiang kai shek tidak menghendakinya. Selain itu, kaum petani dan buruh yang turut membantu Chiang kai shek juga menagih hak dan kedudukan dalam pemerintahan revolusioner. Dalam situasi yang tidak mungkin membawa perdamaian inilah, chiang kai shek menggunakan kekuasaanya untuk menghancurkan komunis. Penghancuran terhadap orang komunis di mulai tanggal 12 April 1927 hingga bulan Mei, Juni, Juli. Komunis mengundurkan diri ke Kiangsi dan disini lah pemimpin-pemimpin komunis seperti Chen, Li Li-san. Chu Teh dan Mao Tse tung memperkuat diri. Demikianlah maka pada tanggal 1 Agustus 1927 meletus pemberontakan Komunis di Nanchang, Ibukota provinsi Kiangsi. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan itu, untuk sementara keadaan mmenjadi aman. Oleh karena itu pada tanggal 10 Oktober 1928, Chiang kai shek diangkat menjadi presiden republik Cina di Nanking.

2.     Oposisi Chiang Kai Shek
a.      Jepang menyerang Manchuria 1931
1)     Situasi dalam negeri Cina
Pada masa ini tampaknya seluruh cina sudah bersatu, akan tetapi sebetulnya masih ada musuh dalam selimut yang sulit untuk di atasi yakni gerakan komunis. Chiang Kia Shek  rupa-rupanya ingin mengakhiri riwaayat yang pada masa itu masih bertahan di Hsinghuo dan lungku. Berkaty ketahanan dan keuletan,kau komunis dapat mengembangkan sayapnya di daerah pedalaman. Kaum komunis bisa berhasil berhasil mempengaruhi kaum tani dan kaum buruh,mereka di ajak bekerja sama untuk melawan Chiang Kai sheak. Dengan ini maka jumlah kaum komunis bertambah sebab banyak petani dan buruh yang bersimpati terhadap perjuangan meraka. Akibatnya banyak provinsi yang kemasukan anasir komunis, seperti Hunan, Fukien, Kwantung, Hupeh dan lain- lainya. Sampai dengan tahun 1933 jumlah tentara merah telah mencapai 300.000 orang.
2)     Jepang menyerang Manchuria
Sementara  tentara Nasionalis sedang sibuk melakukan pembantaian terhadap kaum komunis di Kiangsi,dengan adanya Insiden Mukden pada tanggal 18 September 1931 jepang menyerang Manchuria. Pada waktu itu di katakan bahwa kapten Jepang, Nakamura tewas terbunuh oleh pasukan nasionalis tiongkok. Kemudian sebagian dari jalan kereta api milik jepang yang melewati wilayah cina timur laut yang tidak jauh dari Mukden, ibukota propinsi Liaoning kedapatan terbongkar. Lantas jepang menuduh bahwa perbuatan ini di lakukan oleh tentara tiongkok dari Chang Hsueh Liang. Maka pada malam harinya jepang menyerangdan menguasai Mukden, maka terjadilah perang Cina-Jepang.
Karena peristiwa ini kaum nasionalis dan komunis bersatu dan bersama-sama  melawan jepang. Karena cibna kewalahan menghadapi jepang di Manchuria, maka cina mengajukan persoalan ini kepada Liga Bangsa-Bangsa. Pada tanggal 7 Januari 1932, stimson mengirimkan nota yang berisi Amerika tidak mengakui perubahan keadaan, pada tanggal itu juga LBB membentuk suatu panitia pemeriksa manchuria yang dipimpin oleh Lord Lyyton. Kemudian LBB menyatakan bahwa jepang dinyatakan bersalah. Akan tetapi jepang menolak kecaman itu dan selanjutnya memutuskan untuk keluar dari LBB 1933.
Jepang dengan waktu yang singkat dapat menguasai Manchuria dan pada tanggal 1 Maret 1932 jepang mendirikan negara Manchukuo.sebagai presidennya jepang mengangkat bekas kaisar cilik Hsuan Tung yang ketika itu menyebut dirinya sebagai Henry Pu Yi di Changchun ibukota manchuria pada tanggal 9 maret 1932. Pemerintah jepang mengakui negara boneka itu  pada tanggal 15 september 1932 dan kemudian membuat suatu persetujuan perserikatan dan saling membela.Pada tanggal 1 maret 1934, Henry Pu Yi di naikkan jabatannya dari presiden menjadi kaisar Manchukuo.   

b.     Mao Tse-Tung memperkuat diri
Perang antara golongan komunis dengan nasionalis telah terjadi sejak 1927 dan peperangan ini makin berkobar setalah chiang kai shek dapat merebut wilayah cina utara pada tahun 1928. Ia bertekad untuk meleyapkan golongan komunis dari kiangsi,kemudian baru mengusir jepang dari manchuria, namun ternyata siasat ini gagal.
Pada serangan yang kelima, Chiang Kai  Shek mengerahkan pasukannya sebanyak 550.000 personil dan menjalankan politik bumi hangus,hingga mengakibatkan lebih dari 2  juta orang meninggal. Dengan adanya serangan ini pula mengakibatkan kaum komunis harus meninggal Kiangsi dan melakukan perjalanan panjang yang lebih di kenal dengan nama “ the long March”. Di bawah pimpinan Chu Teh tentara komunis menempuh perjalanan sepanjang kurang lebih 9.000 KM dari kiangsi ke Shensi dan perjalanan ini memerlukan waktu selama 1 tahun yakni dari bulan oktober 1934 sampai oktober 1935. Perjalanan ini awalnya membawa 100.000 orang dan ketika sampai di Shensi tinggal 20.000 orang,melewati 18 pegunungan, 24 sungai dan 12 provinsi (antara lain:Kiangsi,Kwatung,kwangsi,Hunan,Kweichow,Yunnan,Szechun,Kansu,dan Shensi), menduduki 62 kota dan memerangi tentara 10 provinsi.
Maksud long march  itu adalah sebagai berikut, yakni : (a) menjauhkan diri dari ancaman / serangan kaum nasionalis; (b) mendekatkan diri dengan Uni Soviet; (c) menyebarkan paham komunis; (d) mengetahui kekuatan komunis yang sebenarnya. Oleh Mao Tse-Tung, Shensi ( Yunan ) dijadikan sebagai pusat pertahanan kaum komunis. Disana lah tentara merah mendirikan kubu-kubu pertahanan. Dari Yenan pula Mao Tse-Tung memimpin Strategi gerakan pembebaskan Cina.

c.      Perang Cina- Jepang II ( 1937-1945)
Pada tahun 1936 terjadi Sian insiden yang terletak tidak jauh dari Yenan terjadi pemberontakan di kalangan kaum nasionalis, Chiang Kai Shek turun langsung untuk menyelesaikan persoalan ini.Sesampainya di Sian ia ditangkap oleh Marsekal Muda Chang Hsue Liang dan mengajukan usul kepada Chiang Kai Shek, sebagai berikut:
1)     Mengadakan mobilisasi umum (wajib ikut serta membela negara)
2)     Menghentikan perang saudara
3)     Melepaskan semua pimpinan negara yang di tangkap di Shanghai.
4)     Melepaskan semua tahanan politik
5)     Melindungi kemerdekaan rakyat untuk mengadakan rapat dan mendirikan perkumpulan.
6)     Memberikan kemerdekaan kepada rakyat unutk mendirikan gerakan cinta bangsa dan tanah air
7)     Menjalankan wasiat Dr.Sut Yat Sen
8)     Segera diadakan konperensi membela negara.
Kehausan jepang guna mendapatkan lebensraum (ruang hidup) tidak dapat di puaskan hanya dengan menguasai Manchuria saja. Jepang ingin seluruh Cina menjadi daerah kekuasaannya. Pada tanggal 7 juli 1937 terjadilah perang Cina-Jepang II yang diawali dengan adanya insiden jembatan Marcopolo ( 15 KM di sebelah barat Peking ).











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Chiang berhasil mengalahkan panglima perang. Keberhasilan Chiang ditopang oleh cara agen komunis yang mempengaruhi rakyat (petani di Utara) untuk menentang para panglima perang. Tetapi Chiang khawatir kaum komunis akan berbalik menentangnya. Kemudian, dia memerintahkan pembantaian para pendukung kaum komunis. Jenderal Chiang Kai Sek dan kaum komunis walaupun telah berjuang bersama-sama, tetapi satu sama lain tidak saling percaya. Pada tahun 1926, Chiang memimpin Ekspedisi Utara dalam misi penyatuan negara, serta menjadi pemimpin penting di Cina. Dia menjabat sebagai Ketua Dewan Militer Nasional pemerintahan Nasionalis Republik Cina (RC) pada tahun 1928-1948. Chiang memimpin Cina dalam Perang Cina-Jepang Kedua.
Kaum komunis yang terusir dari canton, kemudian melarikan diri kearah utara dan berhasil mempengaruhi golongan petani maupun buruh serta pihak-pihak lain yang tidak senang terhadap pemerintahan chiang kai shek untuk melawannya.

B.    Saran
Kami sadari dalam penyusunan makalah ini sangatlah belum sempurna, kami masih memerlukan bimbingan dari teman teman serta dosen pembimbing. Oleh sebab itu, bila ada kekurangan dalam makalah ini kami menerima saran dari teman serta dosen pembimbing yang kami hormati. Akhir kata kami ucapkan terimakasih atas perhatiannya





DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abdul Hamid, dkk.1981. Sejarah Umum. Jakarta: PT.Grafitas
Andika. Sejarah Cina (RRC)/minggu/16-10-2011/10:47. http://andikaafnor.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-cina-rrc.html (diakses jumat/01-04-2016/15:32).
ahalla-ts-fisip12. Nasionalisme di Cina/Rabu/24-10-2013/11:53. http://ahalla-ts-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-85889-umum-Nasionalisme%20di% 20Cina.html (diakses jumat/01-04-2016/16:00).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar