BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dasar penyelenggaraan bimbingan konseling di perguruan
tinggi tidak hanya semata – mata terletak pada
pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau
ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya
memfasilitasi para mahasiswa yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada
dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah
kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli
memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan
tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya.
Dengan adanya masalah – masalah atau problem mahasiswa
tersebut dalam makalah ini akan membahas tentang konsep bimbingan dan konseling
di perguruan tinggi, yang kiranya akan berfungsi untuk mahasiswa.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah antara lain
1. Seperti
apakah pengertian, fungsi dan tujuan bimbingan mahasiswa?
2. Apa alasan
diperlukan bimbingan konseling diperguruan tinggi?
3. Seperti
apakah pembimbing yang tepat bagi mahasiswa?
4. Sejauh
manakah ruang lingkup bimbingan mahasiswa?
5. Bagaimana
prosedur bimbingan mahasiswa ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui apakah pengertian, fungsi dan tujuan bimbingan mahasiswa.
2. Untuk
mengetahui alasan diperlukan bimbingan
konseling di perguruan tinggi.
3. Untuk mengetahui seperti apakah pembimbing yang tepat
bagi mahasiswa.
4. Untuk mengetahui sejauh manakah ruang lingkup bimbingan
mahasiswa.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur bimbingan
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian,
Fungsi, dan Tujuan Bimbingan Mahasiswa
1.
Pengertian
bimbingan mahasiswa
Bimbingan mahasiswa merupakan usaha untuk membantu
mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problema – problema akademik dan
problema sosial – pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik
mereka. Bimbingan mahasiswa ini meliputi
bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen – dosen pembimbing akademik pada
tingkat jurusan / program.
2.
Fungsi
bimbingan mahasiswa
Bimbingan mahasiswa mempunyai beberapa fungsi antara
lain sebagai berikut:
1)
Pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang
kondisi, potensi, dan karakteristik
mahasiswa.
2)
Membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan di perguruan
tinggi.
3)
Membantu mengatasi problema – problema baik problema
akademik maupun problema sosial – pribadi yang dapat mempengaruhi perkembangan
akademik mahasiswa.
3.
Tujuan
bimbingan mahasiswa
Tujuan diberikannya bimbingan, mahasiswa diharapkan
mampu dalam hal – hal berikut ini:
1)
Mampu sendiri memilih program studi / konsentrasi /
pilihan mata kuliah yang sesuai dengan bakat, minat dan cita – cita mereka.
2)
Mampu menyelesaikan perkuliahan dan segala tuntutan
perkuliahan tepat pada waktunya.
3)
Memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan
kemampuan mereka.
4)
Mempu membina hubungan sosial dengan sesama mahasiswa
dan dosen dengan baik.
5)
Memiliki sikap dan kesiapan professional
6)
Memiliki pandangan yang realities tentang diri dan
lingkungannya
B. Alasan
di Perlukannya Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi
Pemberian layanan bimbingan mahasiswa tentunya bukan
tanpa dasar ataupun alasan. Diantara problem yang sering dihadapi mahasiswa
baik dalam perkembangan studinya ataupun problem pribadi. Pada dasarnya karakteristik
utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian baik dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dan pemilihan program studi, maupun dalam pengelolaan
dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa dalam
menentukan atau memilih program studi yang sesuai dengan bakat, minat dan cita
– citanya serta mengatur kehidupannya sendiri.
Studi dalam perguruan tinggi lebih ditekankan
kemandiriannya, jadi harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, dan diawasi
seperti di SMA. Dalam merealisasikan kemandirian tersebut pastinya ada kendala
kendala yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan
bimbingan dari para dosen yang dilakukan secara sistematik dan berpegang pada
prinsip “Turt Wuri Handayani”.
Problem atau permasalahan yang dihadapi oleh para
mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1.
Problema
Akademik
Problema akademik merupakan hambatan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam
memaksimalkan belajarnya. Beberapa problema studi yang biasanya dihadapi oleh
mahasiswa sebagai berikut:
1) Kesulitan
dalam memilih program studi / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang sesuai
dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
2) Kesulitan
dalam mengatur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan
aktivitas perkuliahan, serta kegiatan kemahasiswaan lainnya.
3) Kesulitan
dalam mendapatkan sumber belajar dan buku – buku sumber.
4) Kesulitan
dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
5) Kesulitan
dalam mempelajari buku – buku yang berbahasa asing khususnya bahasa arab dan
bahasa asing.
6) Kurang
motifasi atau semangat belajar.
2.
Problema
sosial pribadi
Problema sosial merupakan kesulitan yang dihadapi
mahasiswa dalam mengelola kehidupannya dan menyesuaikan diri kehidupan sosial
baik di kampus maupun ditempat tinggalnya. Beberapa problema pribadi yang
biasanya dihadapi oleh para mahasiswa.
1)
Kesulitan ekonomi / biaya kuliah
2)
Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan
3)
Kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sesama
mahasiswa, baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal.
4)
Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar
tempat tinggal, khususnya mahasiswa pendatang.
5)
Kesulitan karena masalah – masalah keluarga.
6)
Kesulitan karena masalah – masalah pribadi.
C.
Pembimbing yang tepat bagi mahasiswa
Agar mahasiswa
dapat memperoleh bimbingan dengan tepat dengan sesuai sifat dan problema
yang beragam, baik jenis maupun kedalamannya, dituntut adanya pelaksana
bimbingan yang memiliki kualifikasi dengan jumlah yang memadai serta penugasan
yang jelas.
1.
Syarat
– syarat pembimbing
Bimbingan mahasiswa yang efisien dan efektif akan
berjalan dengan baik apabila didukung oleh pembimbing yang memiliki kualitas,
pengetahuan dan keahlian professional tentang bimbingan serta psikologi
pendidikan yang memadai. Dan syarat – syarat pembimbing dapat di kelompokkan
menjadi :
1)
Syarat kualitas Kepribadian dan dedikasi
Bertaqwa
kepada Allah SWT
Menunjukkan
keteladanan dalam hal yang baik
Dapat
dipercaya, jujur, dan konsisten
Memiliki
rasa kasih saying dan kepedulian kepada mahasiswa.
Rela
dan tanpa pamrih dalam memberikan layanan bimbingan kepada mahasiswa
Senantiasa
melengkapi diri dengan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan
keperluan bimbingan.
2)
Syarat kualifikasi
Pada
tingkat universitas, ada satu tim bimbingan dan konseling (BK) yang terdiri
atas para ahli bimbingan dan pihak – pihak terkait. Tim ini terdiri atas
seorang coordinator berpendidikan S3 BK dan berpangkat minimal lector (golongan
IV /b), dan sejumlah anggota tim yang sekaligus menjadi tim BK fakultas.
Pada
tingkat fakultas / balai, minimal memiliki satu tim BK yang terdiri dari
seorang koordinator dengan pangkat lector (golongan IV/a) berpendidikan
Magister BK dan minimal seorang tenaga konselor dengan pangkat minimal lektor
(gol. III / d) berpendidikan Magister BK.
Pada
tingkat jurusn / program studi, ada tim pembimbing akademik yang diketuai oleh
seorang sarjana pendidikan dengan pangkat minimal lektor (gol. III.d) dan telah
mendapat latihan khusus bidang BK, atau memiliki pendidikan sarjana BK yang
berperan sebagai konselor jurusan.
Dosen
pembimbing akademik (DPA) sebagai anggota tim berpangkat minimal lektor (gol.
III/c).
2.
Rasio
pembimbing dengan mahasiswa
Untuk memungkinkan mahasiswa menerima dan dosen member
layanan serta bimbingan dengan baik, khususnya dalam bimbingan akademik pada
tingkat jurusan, rasio dosen pembimbing akademik (DPA) dengan mahasiswa
maksimal 1:20. Adapun rasio anggota tim BK (Konselor) dengan mahasiswa
disesuaikan dengan jumlah tenaga yang ada serta permasalahan yang dihadapi.
3.
Tugas
serta kewajiban tim bimbingan dan konseling serta dosen pembimbing akademik
a.
Tim BK Universitas
Mengoordinasikan dan mengembangkan kegiatan BK bersama
pimpinan unversitas dan fakultas.
Mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan
pelaksanaan BK
Mengoordinasikan kegiatan BK dalam memberikan layanan
kepada masyarakat luas.
Melayani kasus – kasus yang dirujuk oleh Tim BK
b.
Tim BK Fakultas
Mengoordinasi
dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan fakultas bagi penyempurnaan
layanan BK di jurusan.
Menangani
kasus – kasus yang relatif berat yang dirujkukan oleh Tim Dosen pembimbing
akademik/ tim BK unversitas / jurusan.
Memberikan
rujukan penanganan kepada Pihak – pihak yang berwenang.
c.
Konselor Jurusan
Bersama
ketua jurusan mengembangkan dan menyempurnakan layanan BK di jurusan.
Mengoordinasikan
dosen pembimbing akademik dalam pelaksanaan layanan BK
Menangani
kasus – kasus khusus
Memberikan
rujukan penanganan kepada tim BK fakultas.
d.
Dosen Pembimbing Akademik
Menyusun
program / jadwal layanan bimbingan akademik (studi bagi mahasiswa)
Menetapkan
jadwal kerja bagi layanan individual mahasiswa.
Memberikan
pertimbangan dan persertujuan pengambilan kontrak kredit semester.
Memberikan
informasi tentang peraturan dan kententuan akademik.
D.
Ruang Lingkup Bimbingan Mahasiswa
Sesuai dengan permasalahan yang sering dialami oleh
mahasiswa kegiatan bimbingan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi mencakup
berbagai jenis diantaranya:
a.
Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik dapat difokuskan ke dalam upaya
membantu mahasiswa dalam hal – hal sebagai berikut:
1. Penentuan
program studi tiap semester
Banyak mahasiswa yang kurang memahami tentang jumlah
sks yang boleh diambil dalam menentukan kontrak kredit. Oleh karena itu mereka
perlu dibantu dalam memahami hal-hal berikut:
Hakikat,
tujuan, dan misi program / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang dipilinya
dalam kaitannya dengan keseluruhan program studi yang dimasukinya.
Struktur,
isi dan mekanisme pelaksanaan kurikulum program studi yang dipilihnya beserta
persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti program studi yang hendak
ditempuhnya.
Hakikat,
isi dan fungsi setiap mata kuliah yang membangun kurikulum program studi yang
dipilihnya beserta kaitannya dengan mata kuliah lain dalam pembentukkan
kemampuan profesionalnya.
Biasanya dalam kegiatan kontrak studi ini, dosen
pembimbing akademis berfungsi membantu mahasiswa untuk memilih dan menentukan
mata kuliah yang akan diambilnya atau layak ditempuhnya. Seperti cotohnya
mahasiswa ptogram S1 universitas /perguruan tinggi, misalnya:
Mahasiswa
dengan IP < 2,00 dapat mengambil maksimal 18 SKS
Mahasiswa
dengan IP lebih atau sama dengan 2,0 tetapi kurang dari 3,00 dapat mengambil
beban studi 18-20 SKS.
Mahasiswa
dengan IP >3,00 dapat mengambil beban studi maksimal 21 SKS.
2. Penyelesaian
studi dalam setiap mata kuliah
Mahasiwa sering mengalami kendala –kendala dan
kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah, metode beljar serta menyesuaikan
diri terhadap tuntutan lain yang terkait dengan mata kuliah yang diikutinya.
Maka mahasiswa seharusnya mendapatkan bimbingan untuk mengatasi hal tersebut,
antara lain:
Mengikuti
perkuliahan dalam bentuk tatap muka secara penuh sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Membuat
laporan bahasa topik, bab, atau buku yang relevan dengan mata kuliah.
Menyusun
makalah tentang permasalahan yang relevan dengan mata kuliah.
3. Dorongan
penyelesaian tugas akhir.
Seringkali hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam
menyelesaikan studi disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian tugas akhir. Hal
ini disebabkan mereka kurang memiliki motif dan kemampuan membagi waktu
terhadap penyelesaian tugas akhirnya. Untuk itu para mahasiswa perlu
mendapatkan bimbingan antara lain:
Membangkitkan
dan meningkatkan motivasi dalam penyusunan tugas akhir
Merencanakan
dan mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas akhir.
4. Penyelesaian
Praktik Lapangan
Biasanya, kegiatan PL merupakan ujung tombak dari
proses pembinaan professional. Melalui kegiatan PL diharapkan mahasiswa
benar-benar melaksanakan dan menghayati tugas-tugas, serta praktik profesinya.
Untuk itu mahasiswa perlu mendapat bimbingan dalam hal berikut:
Menumbuhkan
motif dan kesiapan diri untuk terjun dan tampil sebagai tenaga professional
dalam bidangnya.
Menumbuhkan
kesiapan dan kemampuan mandiri dalam penyelesaian tugas – tugas profesionalnya.
b.
Bimbingan pengembangan sikap dan tanggung jawab professional
Pada mahasiswa kadang tampak sifat yang kurang
mendukung pengembangan sikap dan tanggung jawab professional. Maka dari itu
para mahasiswa perlu mendapat bimbingan dalam hal berikut:
1.
Menumbuhkan kesiapan diri untuk menjadi tenaga
profesonal. Upaya ini dapat dilakukan dalam kegiatan perkuliahan ataupun
melalui kegiatan konsultasi dengan pembimbing akademis. Dalam menumbuhkan
kesiapan diri ini perlu pula dilakukan pembinaan khusus dalam penampilan diri
dan penampilan bidang profesinya.
2.
Mengembangkan wawasan bidang profesinya melalui
berbagai kegiatan akademis.
c.
Bimbingan penyesuaian sosial pribadi
Bimbingan yang perlu didapatkan oleh mahasiswa
berkenaan dengan masalah sosial pribadinya yang sering dihadapi antara lain:
1.
Penyesuaian diri terhadap suasana kehiduan perguruan
tinggi terutama untuk mahasiswa baru.
2.
Pembinaan dan pemeliharaan motif, serta gairah untuk
belajar secara kreatif dan produktif.
3.
Menghindarkan dan menyelesaikan konflik, baik dengan
teman, dosen, maupun anggota keluarga
4.
Penyesuaian diri terhadap lingkungan tempat tinggal.
E.
Prosedur Bimbingan Mahasiswa
a.
Tahap – tahap bimbingan
Langkah permberian bantuan terdiri atas beberapa tahap
sebagai berikut:
1.
Tahap pertama, bantuan awal bersamaan dengan
pemerolehan data melalui wawancara, pengamatan atau inventori serta orientasi
mahasiswa. Terutama mahasiswa baru terhadap program pendidikan dan pengajaran
yang diikutinya. Tahap bimbingan ini dilakukan pada tiap-tiap fakultas/ jurusan
dibawah koordinasi Pembantu Dekan I dan III, serta para ketua jurusan.
2.
Tahap kedua, bantuan bersifat kelompok yang diberikan oleh seorang Dosen Pembimbing
Akademis (DPA) yang akan membantu mahasiswa bersangkutan selama mengikuti program
pendidikan di lingkungan perguruan tinggi (PT). Oleh karena DPA tidak selalu menjadi pembimbing dalam
penulisan tugas akhir. Setelah mahasiswa mempunyai DPA, sebagian besar
pembimbingan akademis diambil alih oleh DPA. DPA bersama mahasiswa asuhannya
merancang program kegiatan bimbingan yang dijadwalkan bersama. Kegiatan ini
merupakan kegiatan terjadwal yang perlu dilakukan secara rtuin, minimal dua
minggu sekali atau sesuai dengan keperluan dan kesepakatan kelompok.
3.
Tahap ketiga, bimbingan perorangan yang dilakukan oleh
DPA untuk membantu mahasiswa mengenai masalah yang dihadapi sesuai dengan
keperluannya. Pada tahapan ini masalah yang ditangani lebih terpusat pada
masalah sosial pribadi.
4.
Tahap keempat, apabila diperlukan, pada tahap ini
mahasiswa memperoleh bimbingan khusus dari konselor (tim BK), baik pada tingkat
jurusan, fakultas, maupun universitas. Bantuan ini diberikan apabila masalah
yang di hadapi mahasiswa merupakan persoalan yang khusus dan perlu ditangani
secara khusus pula, sebagai hasil rujukan dari DPA.
5.
Tahap kelima, bantuan rujukan keluar, apabila
mahasiswa bersangkutan memerlukan bantuan yang tidak dapat dipenuhi oleh DPA
dan konselor (Tim BK) yang ada di lingkungan perguruan tinggi.
b.
Mekanisme layanan bimbingan
Mekanisme layanan bimbingan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Seleksi
dan penerimaan siswa baru
2. Pemerolehan
data dan informasi hasil seleksi ataupun melalui wawancara, pengamatan, dan
inventori
3. Bimbingan
tahap I
a.
Pembimbing : Pembatu Dekan I / Pembantu Dekan III / ketua
program / jurusan
b.
Fokus permasalahan : Peyesuaian akademis
c.
Tujuan
Orientasi
akademis, termasuk sistem dan program studi yang akan ditempuh mahasiswa
Identifikasi
masalah umum mahasiswa
d.
Peranan Pembantu Dekan I bersama Dekan III
Mengoordinasi seluruh layanan bimbingan bagi
mahasiswa di tingkat fakultas.
Bersama
ketua jurusan, memberikan orientasi akademis, terutama dalam sistem studi di lingkungan perguruan tinggi
Mengidentifikasi
permasalahan umum yang dihadapi mahasiswa
Bersama
– sama konselor, membantu mahasiswa menangani masalahnya yang tidak dapat
diselesaikan bersama DPA.
e.
Peranan Ketua Jurusan / Program Studi.
Memberikan
orientasi akademis tentang program studi / jurusan yang dimasukinya
Memberikan
pengarahan awal mengenai kegiatan akademis.
4. Bimbingan
tahap II dan III
a.
Pembimbing : Dosen pembimbing akademis yang telah
ditetapkan oleh dekan
b.
Fokus permasalahan
Permasalahan
akademis, terutama berkenaan dengan kegiatan sehari - hari
Permasalahan
sosial pribadi yang berkaitan erat dengan kelancaran studi
c.
Tujuan
Membantu
mahasiswa dalam mengatasi persoalan akademis sehingga mereka dapat
menyelesaikan studinya dengan efisien dan efektif
Membantu
mahasiswa dalam mengatasi masalah sosial pribadi yang mungkin menghambat
kelancaran studi.
d.
Peranan dosen pembimbing akademis
Mengungkap
persoalan akademis yang dihadapi oleh setiap mahasiswa yang dibimbingnya
Memberikan
bantuan dalam mengatasi masalah akademis
Melakukan
rujukan kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas masalah – masalah yang
tidak dapat diselesaikan dengan DPA.
rujukan
kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas masalah – masalah yang tidak
dapat diselesaikan dengan DPA
5.
Bimbingan tahan IV
a.
Pembimbing : Konselor fakultas atau pihak lain yang
terkait di luar fakultas.
b.
Fokus permasalahan : masalah – masalah sosial pribadi
yang tidak tertangani oleh DPA
c.
Tujuan : membantu mahasiswa mengatasi masalah sosial
pribadi yang menghambat kelancaran penyelesaian studinya.
d.
Peranan konselor
Menrima
rujukan dari Dosen Pembimbing akademis
Memberikan
bantuan kepada mahasiswa yang bersangkutan
Memberikan
rujukan kepada mahasiswa untuk memperoleh bantuan dari pihak lain, jika
diperlukan.
c.
Teknik – teknik bimbingan
Sejalan dengan mekanisme dan tahap bimbingan tersebut,
teknik – teknik berikut dapat dipilih untuk digunakan secara tepat.
1.
Teknik diskusi kelompok yang bersifat orientasi,
mencakup diskusi tentang program studi, kurikulum, personalia akademis, dan
proses belajar mengajar yang diterapkan dalam pelaksanaan program studi.
2.
Teknik diskusi kelompok yang bersifat bantuan,
mencakup diskusi tentang permasalahan belajar, social, dan pribadi.
3.
Teknik kegiatan kelompok lain, baik yang bersifat
orientasi maupun bantuan
4.
Konsultasi perorangan untuk menangani masalah–masalah akademis.
5.
Konseling perorangan untuk menangani masalah-masalah
sosial pribadi.
6.
Pembahasan kasus, yaitu pembahasan mahasiswa dan
permasalahannya bersama – sama dengan personalia akademis lain untuk menemukan
jalan keluar dalam membantu mahasiswa.
7.
Rujukan bagi mahasiswa yang menghadapi kesulitan
sosial pribadi yang tidak dapat di tangani oleh personalia akademis yang ada di
fakultas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü Bimbingan
mahasiswa merupakan usaha untuk membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan
mengatasi problema – problema akademik dan problema sosial – pribadi yang
berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.
ü
Studi dalam perguruan tinggi lebih ditekankan
kemandiriannya, jadi harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, dan diawasi
seperti di SMA. Dalam merealisasikan kemandirian tersebut pastinya ada kendala
kendala yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa. Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan
bimbingan dari para dosen yang dilakukan secara sistematik dan berpegang pada
prinsip “Turt Wuri Handayani”.
ü
Agar mahasiswa dapat memperoleh bimbingan dengan tepat
dengan sesuai sifat dan problema yang beragam, baik jenis maupun kedalamannya,
dituntut adanya pelaksana bimbingan yang memiliki kualifikasi dengan jumlah
yang memadai serta penugasan yang jelas.
B. Saran
Kami selaku
penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam
penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik
ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini
bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang
sejarah asia selatan baru.kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku
penulis meminta maaf yang sebesar besarnya
DAFTAR
PUSTAKA
Hedwig, Rinda. 2007. Sistem Penjaminan Mutu di Perguruan Tinggi
Monitoring dan Evaluasi
Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan
Tinggi. Jakarta: CV. Rajawali.
Walgito, Bimo. 1982. Bimbingan dan Konseling di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
Sudarman, Paryati. 2004. Belajar
Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
http://yusufyukie.blogspot.com/2012/09/bimbingan-konseling-di-perguruan-tinggi.html
artikel yang sangat bermanfaat.
BalasHapusterimakasih mba yohana.
salam,
https://ruangguru.com