Kamis, 06 April 2017

BIMBINGAN KONSELING DIPERGURUAN TINGGI

Sejarah adalah mempelajari pengalaman masa lalu untuk dijadikan pelajaran untuk masa depan agar kita tidak jatuh kedalam kesalahan yang sama pada masa depan.

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dasar penyelenggaraan bimbingan konseling di perguruan tinggi tidak hanya semata – mata terletak pada  pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi para mahasiswa  yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Dengan adanya masalah – masalah atau problem mahasiswa tersebut dalam makalah ini akan membahas tentang konsep bimbingan dan konseling di perguruan tinggi, yang kiranya akan berfungsi untuk mahasiswa. 





B.      Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah antara lain
1.     Seperti apakah pengertian, fungsi dan tujuan bimbingan mahasiswa?
2.     Apa alasan diperlukan bimbingan konseling diperguruan tinggi?
3.     Seperti apakah pembimbing yang tepat bagi mahasiswa?
4.     Sejauh manakah ruang lingkup bimbingan mahasiswa?
5.     Bagaimana prosedur bimbingan mahasiswa ?


C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1.     Untuk mengetahui apakah pengertian, fungsi dan tujuan bimbingan mahasiswa.
2.     Untuk mengetahui alasan diperlukan bimbingan konseling di perguruan tinggi.
3.     Untuk mengetahui seperti apakah pembimbing yang tepat bagi mahasiswa.
4.     Untuk mengetahui sejauh manakah ruang lingkup bimbingan mahasiswa.
5.     Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur bimbingan mahasiswa.






BAB II
PEMBAHASAN


A.              Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Bimbingan Mahasiswa

1.               Pengertian bimbingan mahasiswa

Bimbingan mahasiswa merupakan usaha untuk membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problema – problema akademik dan problema sosial – pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.  Bimbingan mahasiswa ini meliputi bimbingan akademik yang diberikan oleh dosen – dosen pembimbing akademik pada tingkat jurusan / program.

2.               Fungsi bimbingan mahasiswa

Bimbingan mahasiswa mempunyai beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:
1)              Pengenalan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi, potensi, dan karakteristik  mahasiswa.
2)              Membantu menyesuaikan diri dengan kehidupan di perguruan tinggi.
3)              Membantu mengatasi problema – problema baik problema akademik maupun problema sosial – pribadi yang dapat mempengaruhi perkembangan akademik mahasiswa. 

3.               Tujuan bimbingan mahasiswa
Tujuan diberikannya bimbingan, mahasiswa diharapkan mampu dalam hal – hal berikut ini:
1)      Mampu sendiri memilih program studi / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang sesuai dengan bakat, minat dan cita – cita mereka.
2)      Mampu menyelesaikan perkuliahan dan segala tuntutan perkuliahan tepat pada waktunya.
3)      Memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka.
4)      Mempu membina hubungan sosial dengan sesama mahasiswa dan dosen dengan baik.
5)      Memiliki sikap dan kesiapan professional
6)      Memiliki pandangan yang realities tentang diri dan lingkungannya

B. Alasan di Perlukannya Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi

Pemberian layanan bimbingan mahasiswa tentunya bukan tanpa dasar ataupun alasan. Diantara problem yang sering dihadapi mahasiswa baik dalam perkembangan studinya ataupun problem pribadi. Pada dasarnya karakteristik utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemilihan program studi, maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa dalam menentukan atau memilih program studi yang sesuai dengan bakat, minat dan cita – citanya serta mengatur kehidupannya sendiri.
Studi dalam perguruan tinggi lebih ditekankan kemandiriannya, jadi harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, dan diawasi seperti di SMA. Dalam merealisasikan kemandirian tersebut pastinya ada kendala kendala yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa.  Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan bimbingan dari para dosen yang dilakukan secara sistematik dan berpegang pada prinsip “Turt Wuri Handayani”.
Problem atau permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:




1.       Problema Akademik

Problema akademik merupakan hambatan  yang dihadapi oleh mahasiswa dalam memaksimalkan belajarnya. Beberapa problema studi yang biasanya dihadapi oleh mahasiswa sebagai berikut:
1)    Kesulitan dalam memilih program studi / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
2)    Kesulitan dalam mengatur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan aktivitas perkuliahan, serta kegiatan kemahasiswaan lainnya.
3)    Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan buku – buku sumber.
4)    Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
5)    Kesulitan dalam mempelajari buku – buku yang berbahasa asing khususnya bahasa arab dan bahasa asing.
6)    Kurang motifasi atau semangat belajar.

2.     Problema sosial pribadi

Problema sosial merupakan kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam mengelola kehidupannya dan menyesuaikan diri kehidupan sosial baik di kampus maupun ditempat tinggalnya. Beberapa problema pribadi yang biasanya dihadapi oleh para mahasiswa.
1)      Kesulitan ekonomi / biaya kuliah
2)      Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan
3)      Kesulitan menyesuaikan diri dengan teman sesama mahasiswa, baik di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal.
4)      Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal, khususnya mahasiswa pendatang.
5)      Kesulitan karena masalah – masalah keluarga.
6)      Kesulitan karena masalah – masalah pribadi.

C.   Pembimbing yang tepat bagi mahasiswa

Agar mahasiswa  dapat memperoleh bimbingan dengan tepat dengan sesuai sifat dan problema yang beragam, baik jenis maupun kedalamannya, dituntut adanya pelaksana bimbingan yang memiliki kualifikasi dengan jumlah yang memadai serta penugasan yang jelas.

1.        Syarat – syarat pembimbing

Bimbingan mahasiswa yang efisien dan efektif akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh pembimbing yang memiliki kualitas, pengetahuan dan keahlian professional tentang bimbingan serta psikologi pendidikan yang memadai. Dan syarat – syarat pembimbing dapat di kelompokkan menjadi :

1)        Syarat kualitas Kepribadian dan dedikasi
*     Bertaqwa kepada Allah  SWT
*     Menunjukkan keteladanan dalam hal yang baik
*     Dapat dipercaya, jujur, dan konsisten
*     Memiliki rasa kasih saying dan kepedulian kepada mahasiswa.
*     Rela dan tanpa pamrih dalam memberikan layanan bimbingan kepada mahasiswa
*     Senantiasa melengkapi diri dengan pengetahuan dan informasi yang berkaitan dengan keperluan bimbingan.

2)        Syarat kualifikasi 
*     Pada tingkat universitas, ada satu tim bimbingan dan konseling (BK) yang terdiri atas para ahli bimbingan dan pihak – pihak terkait. Tim ini terdiri atas seorang coordinator berpendidikan S3 BK dan berpangkat minimal lector (golongan IV /b), dan sejumlah anggota tim yang sekaligus menjadi tim BK fakultas.
*     Pada tingkat fakultas / balai, minimal memiliki satu tim BK yang terdiri dari seorang koordinator dengan pangkat lector (golongan IV/a) berpendidikan Magister BK dan minimal seorang tenaga konselor dengan pangkat minimal lektor (gol. III / d) berpendidikan Magister BK.
*     Pada tingkat jurusn / program studi, ada tim pembimbing akademik yang diketuai oleh seorang sarjana pendidikan dengan pangkat minimal lektor (gol. III.d) dan telah mendapat latihan khusus bidang BK, atau memiliki pendidikan sarjana BK yang berperan sebagai konselor jurusan.
*     Dosen pembimbing akademik (DPA) sebagai anggota tim berpangkat minimal lektor (gol. III/c). 

2.        Rasio pembimbing dengan mahasiswa

Untuk memungkinkan mahasiswa menerima dan dosen member layanan serta bimbingan dengan baik, khususnya dalam bimbingan akademik pada tingkat jurusan, rasio dosen pembimbing akademik (DPA) dengan mahasiswa maksimal 1:20. Adapun rasio anggota tim BK (Konselor) dengan mahasiswa disesuaikan dengan jumlah tenaga yang ada serta permasalahan yang dihadapi.

3.       Tugas serta kewajiban tim bimbingan dan konseling serta dosen pembimbing akademik

a.       Tim BK Universitas
*      Mengoordinasikan dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan unversitas dan fakultas.
*      Mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan BK
*      Mengoordinasikan kegiatan BK dalam memberikan layanan kepada masyarakat luas.
*      Melayani kasus – kasus yang dirujuk oleh Tim BK

b.       Tim BK Fakultas
*     Mengoordinasi dan mengembangkan kegiatan BK bersama pimpinan fakultas bagi penyempurnaan layanan BK di jurusan.
*     Menangani kasus – kasus yang relatif berat yang dirujkukan oleh Tim Dosen pembimbing akademik/ tim BK unversitas / jurusan.
*     Memberikan rujukan penanganan kepada Pihak – pihak yang berwenang.

c.       Konselor Jurusan
*     Bersama ketua jurusan mengembangkan dan menyempurnakan layanan BK di jurusan.
*     Mengoordinasikan dosen pembimbing akademik dalam pelaksanaan layanan BK
*     Menangani kasus – kasus khusus
*     Memberikan rujukan penanganan kepada tim BK fakultas.

d.       Dosen Pembimbing Akademik
*     Menyusun program / jadwal layanan bimbingan akademik (studi bagi mahasiswa)
*     Menetapkan jadwal kerja bagi layanan individual mahasiswa.
*     Memberikan pertimbangan dan persertujuan pengambilan kontrak kredit semester.
*     Memberikan informasi tentang peraturan dan kententuan akademik.



D.   Ruang Lingkup Bimbingan Mahasiswa

Sesuai dengan permasalahan yang sering dialami oleh mahasiswa kegiatan bimbingan mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi mencakup berbagai jenis diantaranya:

a.    Bimbingan Akademik
Bimbingan akademik dapat difokuskan ke dalam upaya membantu mahasiswa dalam hal – hal sebagai berikut:

1.     Penentuan program studi tiap semester

Banyak mahasiswa yang kurang memahami tentang jumlah sks yang boleh diambil dalam menentukan kontrak kredit. Oleh karena itu mereka perlu dibantu dalam memahami hal-hal berikut:
*     Hakikat, tujuan, dan misi program / konsentrasi / pilihan mata kuliah yang dipilinya dalam kaitannya dengan keseluruhan program studi yang dimasukinya.
*     Struktur, isi dan mekanisme pelaksanaan kurikulum program studi yang dipilihnya beserta persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti program studi yang hendak ditempuhnya.
*     Hakikat, isi dan fungsi setiap mata kuliah yang membangun kurikulum program studi yang dipilihnya beserta kaitannya dengan mata kuliah lain dalam pembentukkan kemampuan profesionalnya.

Biasanya dalam kegiatan kontrak studi ini, dosen pembimbing akademis berfungsi membantu mahasiswa untuk memilih dan menentukan mata kuliah yang akan diambilnya atau layak ditempuhnya. Seperti cotohnya mahasiswa ptogram S1 universitas /perguruan tinggi, misalnya:

*     Mahasiswa dengan IP < 2,00 dapat mengambil maksimal 18 SKS
*     Mahasiswa dengan IP lebih atau sama dengan 2,0 tetapi kurang dari 3,00 dapat mengambil beban studi 18-20 SKS.
*     Mahasiswa dengan IP >3,00 dapat mengambil beban studi maksimal 21 SKS.

2.     Penyelesaian studi dalam setiap mata kuliah

Mahasiwa sering mengalami kendala –kendala dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah, metode beljar serta menyesuaikan diri terhadap tuntutan lain yang terkait dengan mata kuliah yang diikutinya. Maka mahasiswa seharusnya mendapatkan bimbingan untuk mengatasi hal tersebut, antara lain:
*     Mengikuti perkuliahan dalam bentuk tatap muka secara penuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
*     Membuat laporan bahasa topik, bab, atau buku yang relevan dengan mata kuliah.
*     Menyusun makalah tentang permasalahan yang relevan dengan mata kuliah.

3.     Dorongan penyelesaian tugas akhir.

Seringkali hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian tugas akhir. Hal ini disebabkan mereka kurang memiliki motif dan kemampuan membagi waktu terhadap penyelesaian tugas akhirnya. Untuk itu para mahasiswa perlu mendapatkan bimbingan antara lain:
*     Membangkitkan dan meningkatkan motivasi dalam penyusunan tugas akhir
*     Merencanakan dan mengatur waktu untuk menyelesaikan tugas akhir.

4.     Penyelesaian Praktik Lapangan

Biasanya, kegiatan PL merupakan ujung tombak dari proses pembinaan professional. Melalui kegiatan PL diharapkan mahasiswa benar-benar melaksanakan dan menghayati tugas-tugas, serta praktik profesinya. Untuk itu mahasiswa perlu mendapat bimbingan dalam hal berikut:
*     Menumbuhkan motif dan kesiapan diri untuk terjun dan tampil sebagai tenaga professional dalam bidangnya.
*     Menumbuhkan kesiapan dan kemampuan mandiri dalam penyelesaian tugas – tugas profesionalnya.

b.    Bimbingan pengembangan sikap dan tanggung jawab professional
Pada mahasiswa kadang tampak sifat yang kurang mendukung pengembangan sikap dan tanggung jawab professional. Maka dari itu para mahasiswa perlu mendapat bimbingan dalam hal berikut:
1.       Menumbuhkan kesiapan diri untuk menjadi tenaga profesonal. Upaya ini dapat dilakukan dalam kegiatan perkuliahan ataupun melalui kegiatan konsultasi dengan pembimbing akademis. Dalam menumbuhkan kesiapan diri ini perlu pula dilakukan pembinaan khusus dalam penampilan diri dan penampilan bidang profesinya.
2.       Mengembangkan wawasan bidang profesinya melalui berbagai kegiatan akademis.

c.    Bimbingan penyesuaian sosial pribadi
Bimbingan yang perlu didapatkan oleh mahasiswa berkenaan dengan masalah sosial pribadinya yang sering dihadapi antara lain:
1.       Penyesuaian diri terhadap suasana kehiduan perguruan tinggi terutama untuk mahasiswa baru.
2.       Pembinaan dan pemeliharaan motif, serta gairah untuk belajar secara kreatif dan produktif.
3.       Menghindarkan dan menyelesaikan konflik, baik dengan teman, dosen, maupun anggota keluarga
4.       Penyesuaian diri terhadap lingkungan tempat tinggal.

E.   Prosedur Bimbingan Mahasiswa

a.    Tahap – tahap bimbingan
Langkah permberian bantuan terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut:
1.       Tahap pertama, bantuan awal bersamaan dengan pemerolehan data melalui wawancara, pengamatan atau inventori serta orientasi mahasiswa. Terutama mahasiswa baru terhadap program pendidikan dan pengajaran yang diikutinya. Tahap bimbingan ini dilakukan pada tiap-tiap fakultas/ jurusan dibawah koordinasi Pembantu Dekan I dan III, serta para ketua jurusan.
2.       Tahap kedua, bantuan bersifat kelompok  yang diberikan oleh seorang Dosen Pembimbing Akademis (DPA) yang akan membantu mahasiswa bersangkutan selama mengikuti program pendidikan di lingkungan perguruan tinggi (PT). Oleh karena  DPA tidak selalu menjadi pembimbing dalam penulisan tugas akhir. Setelah mahasiswa mempunyai DPA, sebagian besar pembimbingan akademis diambil alih oleh DPA. DPA bersama mahasiswa asuhannya merancang program kegiatan bimbingan yang dijadwalkan bersama. Kegiatan ini merupakan kegiatan terjadwal yang perlu dilakukan secara rtuin, minimal dua minggu sekali atau sesuai dengan keperluan dan kesepakatan kelompok.
3.       Tahap ketiga, bimbingan perorangan yang dilakukan oleh DPA untuk membantu mahasiswa mengenai masalah yang dihadapi sesuai dengan keperluannya. Pada tahapan ini masalah yang ditangani lebih terpusat pada masalah sosial pribadi.
4.       Tahap keempat, apabila diperlukan, pada tahap ini mahasiswa memperoleh bimbingan khusus dari konselor (tim BK), baik pada tingkat jurusan, fakultas, maupun universitas. Bantuan ini diberikan apabila masalah yang di hadapi mahasiswa merupakan persoalan yang khusus dan perlu ditangani secara khusus pula, sebagai hasil rujukan dari DPA.
5.       Tahap kelima, bantuan rujukan keluar, apabila mahasiswa bersangkutan memerlukan bantuan yang tidak dapat dipenuhi oleh DPA dan konselor (Tim BK) yang ada di lingkungan perguruan tinggi.

b.    Mekanisme layanan bimbingan
Mekanisme layanan bimbingan dapat diuraikan sebagai berikut:
1.     Seleksi dan penerimaan siswa baru
2.     Pemerolehan data dan informasi hasil seleksi ataupun melalui wawancara, pengamatan, dan inventori
3.     Bimbingan tahap I
a.       Pembimbing : Pembatu Dekan I / Pembantu Dekan III / ketua program / jurusan
b.       Fokus permasalahan : Peyesuaian akademis
c.       Tujuan
*     Orientasi akademis, termasuk sistem dan program studi yang akan ditempuh mahasiswa
*     Identifikasi masalah umum mahasiswa
d.       Peranan Pembantu Dekan I bersama Dekan III
*      Mengoordinasi seluruh layanan bimbingan bagi mahasiswa  di tingkat fakultas.
*     Bersama ketua jurusan, memberikan orientasi akademis, terutama dalam sistem  studi di lingkungan perguruan tinggi
*     Mengidentifikasi permasalahan umum yang dihadapi mahasiswa
*     Bersama – sama konselor, membantu mahasiswa menangani masalahnya yang tidak dapat diselesaikan bersama DPA.
e.               Peranan Ketua Jurusan / Program Studi.
*     Memberikan orientasi akademis tentang program studi / jurusan yang dimasukinya
*     Memberikan pengarahan awal mengenai kegiatan akademis.
4.     Bimbingan tahap II dan III
a.       Pembimbing : Dosen pembimbing akademis yang telah ditetapkan oleh dekan
b.       Fokus permasalahan
*     Permasalahan akademis, terutama berkenaan dengan kegiatan sehari -  hari
*     Permasalahan sosial pribadi yang berkaitan erat dengan kelancaran studi
c.               Tujuan
*     Membantu mahasiswa dalam mengatasi persoalan akademis sehingga mereka dapat menyelesaikan studinya dengan efisien dan efektif
*     Membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah sosial pribadi yang mungkin menghambat kelancaran studi.
d.               Peranan dosen pembimbing akademis
*     Mengungkap persoalan akademis yang dihadapi oleh setiap mahasiswa yang dibimbingnya
*     Memberikan bantuan dalam mengatasi masalah akademis
*     Melakukan rujukan kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas masalah – masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan DPA.
*     rujukan kepada mahasiswa untuk mendapatkan bantuan atas masalah – masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan DPA


5.        Bimbingan tahan IV
a.       Pembimbing : Konselor fakultas atau pihak lain yang terkait di luar fakultas.
b.       Fokus permasalahan : masalah – masalah sosial pribadi yang tidak tertangani oleh DPA
c.       Tujuan : membantu mahasiswa mengatasi masalah sosial pribadi yang menghambat kelancaran penyelesaian studinya.
d.       Peranan konselor
*     Menrima rujukan dari Dosen Pembimbing akademis
*     Memberikan bantuan kepada mahasiswa yang bersangkutan
*     Memberikan rujukan kepada mahasiswa untuk memperoleh bantuan dari pihak lain, jika diperlukan.

c.    Teknik – teknik bimbingan
Sejalan dengan mekanisme dan tahap bimbingan tersebut, teknik – teknik berikut dapat dipilih untuk digunakan secara tepat.
1.        Teknik diskusi kelompok yang bersifat orientasi, mencakup diskusi tentang program studi, kurikulum, personalia akademis, dan proses belajar mengajar yang diterapkan dalam pelaksanaan program studi.
2.        Teknik diskusi kelompok yang bersifat bantuan, mencakup diskusi tentang permasalahan belajar, social, dan pribadi.
3.        Teknik kegiatan kelompok lain, baik yang bersifat orientasi maupun bantuan
4.        Konsultasi perorangan untuk  menangani masalah–masalah akademis.   
5.        Konseling perorangan untuk menangani masalah-masalah sosial pribadi.
6.        Pembahasan kasus, yaitu pembahasan mahasiswa dan permasalahannya bersama – sama dengan personalia akademis lain untuk menemukan jalan keluar  dalam membantu mahasiswa.
7.        Rujukan bagi mahasiswa yang menghadapi kesulitan sosial pribadi yang tidak dapat di tangani oleh personalia akademis yang ada di fakultas.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü  Bimbingan mahasiswa merupakan usaha untuk membantu mahasiswa mengembangkan dirinya dan mengatasi problema – problema akademik dan problema sosial – pribadi yang berpengaruh terhadap perkembangan akademik mereka.
ü  Studi dalam perguruan tinggi lebih ditekankan kemandiriannya, jadi harus banyak belajar sendiri, tanpa diatur, dan diawasi seperti di SMA. Dalam merealisasikan kemandirian tersebut pastinya ada kendala kendala yang mungkin dihadapi oleh para mahasiswa.  Untuk mengatasi hambatan tersebut diperlukan bimbingan dari para dosen yang dilakukan secara sistematik dan berpegang pada prinsip “Turt Wuri Handayani”.

ü  Agar mahasiswa dapat memperoleh bimbingan dengan tepat dengan sesuai sifat dan problema yang beragam, baik jenis maupun kedalamannya, dituntut adanya pelaksana bimbingan yang memiliki kualifikasi dengan jumlah yang memadai serta penugasan yang jelas.

B.      Saran
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang sejarah asia selatan baru.kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar besarnya
DAFTAR PUSTAKA
Hedwig, Rinda. 2007. Sistem Penjaminan Mutu di Perguruan Tinggi Monitoring dan Evaluasi Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kartono, Kartini. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Jakarta: CV. Rajawali.
Walgito, Bimo. 1982. Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
Sudarman, Paryati. 2004. Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
http://yusufyukie.blogspot.com/2012/09/bimbingan-konseling-di-perguruan-tinggi.html



1 komentar: