Kamis, 06 April 2017

MAKALAH KELOMPOK ETNIS DAN SISTEM SOSIAL MASYARAKAT

Sejarah adalah mempelajari pengalaman masa lalu untuk dijadikan pelajaran untuk masa depan agar kita tidak jatuh kedalam kesalahan yang sama pada masa depan.



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang.
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budayanya. Hal ini meliputi perbedaan Adat istiadat, Religis, Bahasa dan keseniannya. Namun tidak ada perbedaan fisik yang begitu besar antar suku-suku bangsa di Indonesia, ini di sebabkan oleh kesamaan ras akibat proses amalgamasi/kawin campur, dan migrasi penduduk. Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan sebagai kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

B.  Rumusan Masalah.
Jadi berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas maka rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah ini adalah :
1.   Bagaimana keanekaragaman etnis yang ada di Indonesia ?
2.   Bagaimana Sistem Sosial Masyarakat di Indonesia ?

C.  Tujuan
Jadi setelah membaca apa yang telah menjadi rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan :
1.   Untuk mengetahui bagaimana keanekaragaman etnis yang ada di Indonesia.
2.   Untuk mengetahui bagaimana Sistem Sosial Masyarakat di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
                     
A.  Kelompok Etnis
Pengertian etnis atau suku adalah suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata lain etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-usul. pengertian etnis mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal ususl acuan kepercayaan, status kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan politik bahkan program belajar.
Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan sebagai kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.

1.   Pengertian Etnis menurut para ahli.
Para ahli mengemukakan beberapa pengertian tentang etnis beberapa di antaranya yaitu :
a.    Fredrick Barth
Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut yang terikat pada sistem nilai budaya
b.   Hassan Shadily MA
Suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
c.    Menurut Ensiklopedi Indonesia
Etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah keturunan, bahasa baik yang digunakan ataupun tidak, sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi.
d.   Menurut Perspektif Teori Situasional 
Etnis merupakan hasil dari adanya pengaruh yang berasal dari luar kelompok. Salah satu faktor luar yang sangat berpengaruh terhadap etnisitas adalah kolonialisme, yang demi kepentingan administratif pemerintah kolonial telah mengkotak-kotakkan warga jajahan ke dalam kelompok-kelompok etnik dan ras. Untuk seterusnya sisa warisan kolonial itu terus dipakai sampai sekarang.
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan berdasarkan persamaan asal-usul seseorang sehingga dapat dikategorikan dalam status kelompok mana ia dimasukkan. Istilah etnis ini digunakan untuk mengacu pada satu kelompok, atau ketegori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan.
Seperti halnya dalam setiap budaya, anggota kelompok etnis memiliki keyakinan, nilai-nilai, kebiasaan, adat istiadat, dan norma-norma tertentu dikarenakan latar belakang mereka yang sama. Mereka mendefinisikan diri mereka berbeda dan istimewa karena fitur budaya.  perbedaan ini mungkin timbul dari bahasa, agama, pengalaman masa lalu, penempatan geografis, kekerabatan, atau ras. Penanda kelompok etnis mungkin termasuk nama kolektif, kepercayaan keturunan umum, rasa solidaritas, dan hubungan dengan wilayah tertentu. etnis dapat dikatakan ada apabila orang mengklaim identitas etnis tertentu untuk diri mereka sendiri dan didefinisikan oleh orang lain sebagai  pemilik identitas tersebut.

2.   Karakteristik Kelompok Etnis
Kelompok etnis memiliki karekteristik atau ciri ciri sebagai berikut :
a.    Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh desa atau lebih.
b.   Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa atau satu logat bahasa.
c.    Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal administrasi.
d.   Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya sendiri.
e.    Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan kesatuan daerah secara fisik.
f.    Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi.
g.   Kesatuan masyarakat dengan pendudukan yang mengalami suatu pengalaman sejarah yang sama
h.   Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan yang lain merta tinggi
i.     Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

3.   Struktur Kelompok Etnis
Semua kelompok etnis yang ada memiliki sekitar struktur yang sama, yang terdiri dari tiga bagian utama:
a.    Inti dari sebuah kelompok etnis, yang ditandai dengan hidup kompak di daerah tertentu.
b.   Peripherals adalah bagian dari kelompok yang secara geografis terpisah dari inti.
c.    Diaspora ini adalah bagian dari populasi yang secara geografis, termasuk, mungkin diperlukan wilayah masyarakat etnis lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mendengar bahwa status hanya merupakan kehormatan atau prestise. Tapi dalam hal ini, status bukan merupakan suatu kehormatan atau  prestise semata. Status meliputi beragam posisi atau kedudukan seseorang yang dijalankan di masyarakat. Terdapat dua macam status yang ada di masyarakat yaitu  achieved statuess dan  ascribed statuses. Achieved statuses  merupakan status social yang diperoleh karena usaha orang tersebut atau dapat dikatakan peraihan suatu posisi yang didapat dari prestasi. Sedangkan Ascribed statuses merupakan status social yang diperoleh sejak lahir, artinya status social ini tidak dapat dipilih atau si individu tidak bisa memilih suatu status yang akan ia peroleh.
4.   Identitas Kelompok Etnis
Ada beberapa alasan yang orang tertentu dapat dikaitkan dengan kelompok etnis tertentu.Perlu dicatat bahwa karakteristik ini sendiri anggota masyarakat menganggap mereka penting, mereka adalah dasar dari identitas mereka. Berikut adalah kelompok etnis utama:
a.    hubungan darah dan perkawinan (fitur ini sudah dianggap agak ketinggalan jaman)
b.   sejarah umum asal dan pengembangan
c.    dasar teritorial, yang mengikat area spesifik, wilayah
d.   bahasa umum
e.    karakteristik budaya dan tradisi.

5.   Jenis kelompok etnis
Etnis juga terbagi kedalam kelompok kelompok diantaranya yaitu :
a.    Rod : tidak lain, sebagai sebuah komunitas dekat kerabat darah.suku - beberapa genera, yang dihubungkan oleh tradisi umum, agama, sekte atau dialek umum.
b.   Nasionalisme : adalah kelompok etnis tertentu, yang dibentuk secara historis dan bersatu dengan satu bahasa, budaya, iman, dan wilayah umum.
c.    bangsa - adalah bentuk tertinggi dari komunitas etnis, yang ditandai dengan umum wilayah, bahasa, budaya dan pengembangan hubungan ekonomi.

6.   Masalah-masalah yang di timbulkan oleh kelompok Etnis.
Masalah masalah atau konflik konflik yang dapat ditimbulkan oleh kelompok etnis adalah sebagai berikut :
a.    jika dua suku bangsa masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
b.   jika warga suatu suku bangsa mencoba memasukkan unsur-unsur dari kebudayaan kepada warga dari suatu suku bangsa lain.
c.    jika warga satu suku bangsa mencoba memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
d.   jika warga satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku bangsa secara politis.
e.    potensi konflik terpendam dalam hubungan antar suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.
f.    Konflik Merupakan suatu proses disosiatif yang memecah kesatuan di dalam masyarakat. Meskipun demikian konflik tidak selamanya negatif, adakalanya dapat menguatkan ikatan dan integrasi.
g.   Integrasi Adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat dan erat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam masyarakat sehingga menjadi penyatuan hubungan yang diangap harmonis.
h.   Disintegrasi Disebut pula disorganisasi, merupakan suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian-bagian.
i.     Reintegrasi Disebut juga reorganisasi, dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai baru telas melembaga dalam diri warga masyarakat. 
B.  Sistem Sosial Masyarakat
Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen sosial. Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut sebagai sistem. 
Masyarakat sebagai suatu sistem apabila kita mengikuti pengertian masyarakat baik secara natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua masyarakat itu merupakan satu kesatuan fungsi. Adanya mekanisme yang saling bergantung, saling fungsional, saling mendukung antara berbagai unsur dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut sebagai sistem, dan selalu mengalami dinamika yang mengikuti hukum sebab akibat (kausal). Apabila ada perubahan pada salah satu unsur atau aspek, maka unsur yang lain akan menerima konsekuensi atau akibatnya, baik yang positif maupun yang negatif. Oleh karena itu, sosiologi melihat masyarakat atau perubahan masyarakat selalu dalam kerangka sistemik, artinya perubahan yang terjadi di salah satu aspek akan memengaruhi faktor-faktor lain secara menyeluruh dan berjenjang.

1.   Fungsi Sistem Sosial Masyarakat
Sistem sosial masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut yaitu :
a.    Fungsi Adaptation (Adaptasi)
Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi.
b.   Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang Diharapkan)
Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial yang lebih besar agar tidak bertentangan dengan tujuan-tujuan lingkungan sosial.

c.    Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)
Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian yang membentuknya serta berperannya masing-masing unsure tersebut sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya bias terwujud jika semua unsure yang membentuk sistem tersebut saling menyesuaikan.
d.   Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola Latent)

2.   Proses-proses Sistem Sosial Masyarakat
Sistem sosial memiliki beberapa proses antara lain :
a.    Komunikasi
b.   Memelihara tapal batas
c.    Penjalinan sistem
d.   Sosialisasi
e.    Pengawasan sosial
f.    Pelembagaan
g.   Perubahan social
    
3.   Ciri-ciri Sistem Sosial Masyarakat
Sistem sosial masyaakat memiliki beberapa karakeristik atau beberapa ciri ciri yaitu sebagai berikut :
a.    Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang
b.   Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama, karena perkumpulannya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Akan timbulnya sistem komunikasi
c.    Sadar bahwa mereka merupakan satu-kesatuan.
d.   Manusia merupakan suatu sistem hidup bersama, karena sistem kehidupan bersama menimbulakan kebudayaan.


4.   Unsur-unsur sistem sosial
Sistem sosial memiliki beberapa unsur unsur didalamnya yaitu seperti :
a.    Keyakinan
Setiap sistem sosial mempunyai unsur-unsur keyakinan-keyakinan yang ditaati oleh para warganya. Mungkin juga terdapat aneka ragam keyakinan di luar keyakinan umum yang dipeluknya di dalam suatu sistem sosial. Akan tetapi hal itu tidaklah begitu penting. Dalam kenyataanya, keyakinan itu tidak musti benar. Yang penting, keyakinan tersebut dianggap benar atau tepat oleh warga yang hidup di dalam sosial yang bersangkutan. Misalnya, para anggota dari suatu aliran agama, mungkin percaya bahwa api, batu-batuan tertentu memiliki kekuatan gaib. Keyakinan termasuk unsur sangat penting dalam sistem sosial, sebab orang bertibgkah laku sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan yakini. Dan mereka tahu bahwa keterangan dan penilaian tertentu di dalam sistem sosialnya adalah mesti benar, tepat dan bak.
b.   Perasaan (sentimen)
Unsur kedua ini mempunyai kaitan dengan unsur pertama, tetapi dari segi analitis keduanya mudah dipisahkan. Keyakinan menunjuk pada apa yang diketahui oleh para anggota dari sistem sosial tentang dunia mereka, sedangkan perasaan menunjuk pada bagaimana peraaan para anggota suatu sistem sosial tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat tertentu, tanpa memperdulikan cara mereka mempunyai perasaan semacam itu.
Perasaan sangat membantu menjelaskan pola-pola perilaku yang tidak bisa dijelaskan dengan cara lain. Dalam soal perasaan ini misalnya, dapat menjelaskan tentang sebab seorang ayah mau menghadapi bahaya apapun untuk menyelamatkan anaknya. Tetapi dalam kesempatan lain seorang juru bom tanpa ragu-ragu menjatuhkan bom di suatu tempat yang juga  didiami oleh banyak anak-anak.
Proses elemental yang secara langsung membentuk perasaan adalah komunikasi perasaan. Hasil komunikasi itu lalu membangkitkan perasaan, yang bila sampai pada tingkatan tertentu memang harus diakui.
c.    Cita-cita, tujuan atau sasaran
Orang-orang yang berinteraksi pada lazimnya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran tertentu. Tujuan atau sasaran dari suatu sistem sosial, paling jelas bisa dilihat dari fungsi sistem-sistem itu sendiri. Misalnya, keturunan merupakan fungsi dari lembaga keluarga.
d.   Norma
Norma-norma sosial dapat dikatakan merupakan patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu. Oleh para sosiolog, norma ini dipandang sebagai unsur yang paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia di dalam menilai tingkah laku. Norma-norma menggambarkan tata tertib atau aturan-aturan permainan; dengan kata lain, norma memberikan petunjuk tentang standard untuk bertingkah laku di dalam menilai tingkah laku. Ketertiban atau keteraturan merupakan hasil ketaatan orang terhadap norma-norma dan niali merupakan unsur-unsur universal di dalam semua kebudayaan.
Wujudnya termasuk (1) folkways atau aturan di dalam melakukan sesuatu yang dibenarkan oleh umum, akan tetapi sebetulnya tidak memiliki status paksaan atau keharusan, (2) moress, atau segala tingkah laku yang menjadi keharusan, di mana setiap oramg wajib melakukan, dan (3) hukum, di dalamnya menjelaskan dan mewajibkan ditaatinya mores serta mengekang tingkah laku yang berada di luar ruang lingkup mores tersebut.
e.      Kedudukan-peranan
Status dapat didefinisikan sebagai kedudukan di dalam sistem sosial yang tidak tergantung pada para pelaku tersebut. Sedangkan peranan dapat dikatakan sebagai suatu bagian dari satu status yang terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial. Norma-norma tersebut, sedikit banyak terintegrasi di dalam membentuk suatu peranan.
Semua sistem sosial, di dalamnya mesti terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti misalnya suami, istri, anak laki-laki atau perempuan. Hal ini merupakan akibat wajar dari adanya dua orang atau lebih di dalam setiap sistem sosial.
f.    Kekuasaan
Kekuasaan sosial sebagai suatu konsep tidak mudah dirumuskan definisinya oleh para sosiolog. Dewasa ini, terdapat konsensus yang agak luas bahwa istilah tersebut harus digunakan untuk menunjuk pada “kapasitas untuk atau dalam menguasai orang lain”
Kekuasaan seringkali dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu otoritatip dan non-otoritatip. Kekuasaan otoritatipselalu bersandar pada posisi status, sedangkan non-otoritatip seperti pemaksaan dan kemampuan mempengaruhi orang lain tidaklah implisit dikarenakan posisi-posisi status.
g.   Tingkatan atau pangkat
Pangkat atau tingkat sebagai unsur dari sistem sosial dapat dipandang sebagai kepangkatan sosial (social standing). Pangkat tersebut bergantung pada posisi-posisi status dan hubungan-hubungan peranan. Ada kemungkinan ditemukan orang-orang yang mempunyai pangkat bermiripan. Akan tetapi tidak ada sistem sosial manapun yang semua orang-orangnya brpangkat sama untuk selama-lamanya.
Setiap pelaku di dalam suatu sistem sosial secara terus-menerus menilai pelaku-pelaku lain untuk bisa menentukan pangkat antar mereka masing-masing. Jadi penilaian terhadap pelaku-pelaku merupakan proses elemental yang mendorong terjadinya keterlibatan tindakan di dalam unsur struktural dari kepangkatan. Sesudah diadakan penilaian oleh seseama pelaku, seorang individu tertentu diberi sutu status. Penilaian terhadap pemangku tindakan tersebut dapat dilakukan berdasarkan keterampilan, pengalaman, pendidikan atau menggunakan kriteria lain baik penting maupun sepele.
h.   Sanksi
Istilah sanksi digunakan oleh sosiolog untuk menyatakan tentang sistem ganjaran atau imbalan (reward) dan hukuman (punishment). Ganjaran dan hukuman tersebut ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku mereka supaya sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sanksi positf mungkin meliputi hal-hal kecil seperti misalnya sepatah kata pujian dan mungkin juga berbentuk besar seperti pemberian hadiah uang jumlah yang banyak. Sebaliknya, sanksi negatif (hukuman), antara lain bisa berbentuk penurunan pangkat atau yang paling ekstrim, seseorang dihukum buang atau dihukum mati.
Penerapan sanksi dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan tingkah laku. Diberikan sanksi atau tidak terhadap seseorang yang melakukan pelanggaran norma bergantung pada banyak faktor. Faktor paling penting adalah diketahui atau tidaknya pelanggaran itu sendiri oleh masyarakat. Bagaimanapun juga, setiap orang mesti terlibat di dalam penggunaan sanksi-sanksi pada sistem sosial tempat ia berada.
i.     Sarana (facility)
Secara luas, sarana itu dapat dikatakan sebagai semua cara atau jalan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan sistem itu sendiri. Sarana itu mungkin berbentuk gedung, alat teknik apapun bentuknya, atau boleh jadi merupakan jangka waktu dilakukan pengawasan terhadap suatu pekerjaan, misalnya kapan, sesuatu pekerjaan itu harus selesai.
Bukan sifat dari sarana itu yang penting di dalam sistem sosial. Pusat perhatian para sosiolog terletak pada masalah penggunaan dari sarana-sarana itu sendiri. Penggunaan sarana itu dipandang sebagi suatu proses yang erat hubungannya dengan sistem-sistem sosial. Sebagai contoh , dalam dunia dewasa ini terdapat orang-orang yang tidak mau memakan daging babi, sapi atau kuda, padahal babi, sapi atau kuda hanya merupakan sarana, yaitu makan bagi banyak orang. Hal tersebut terjadi karena perbedaan nilai.
j.     Tekanan-ketegangan
Dalam sistem sosial akan terdapat unsur-unsur tekanan dan ketegangan. Hal ini muncul karena tidak akan ada dua orang sekalipun yang mempunyai interprestasi persis sama mengenai peranan dan posisi status, di dalam suatu sistem sosial manapun. Sistem sosial akan mengalami tekanan apabila terjadi perbedaan interprestasi dan bila perbedaan itu berubah  menjadi pola-pola tindakan.
Ketegangan merupakan wujud tingkah laku yang tidak bisa dipisahkan dengan tekanan. Sebab tekanan merupakan sumber timbulnya kekangan. Ketegangan tersebut erat dengan taraf kekangan yang diterima oleh seseorang dari seorang individu atau kelompok. Kekangan tersebut oleh pihak penekan dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan menyimpang terhadap norma. Pihak yang ditekan atau dikekang tentu saja menerimanya dengan ketegangan.















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Kelompok etnis adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnis sebagai suatu kelompok tersendiri, namun ciri pengenalannya dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman dan kebangsaan. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa diartikan sebagai kesatuan- kesatuan manusia atau kolektifitas yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran itu sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen sosial. Elemen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut sebagai sistem.

B.  Saran
Kami selaku penulis mengharapakan kritik dan saran apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran yang membangun akan menjadikan kami lebih baik ke depannya dalam penulisan makalah.harapan kami dengan ditulisnya makalah ini bisa berguna bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan terutama dibidang Sosiologi dan Antropologi. kurang dan lebihnya tentang makalah ini kami selaku penulis meminta maaf yang sebesar besarnya.





DAFTAR PUSTAKA
Dhiilah. (2011). Makalah Individu Dan Masyarakat. Bahan Diskusi (online). http://14april92.blogspot.com/2012/01/makalah-individu-dan masyarakat.html. Diakses, 11 Desember 2016
Nasikun. (2006). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ram, Aminuddin. (1999). Sosiologi. Jakarta: Erlangga



Tidak ada komentar:

Posting Komentar