RENAISANS DI
EROPA
A. Renaisans di
Eropa Utara
Renaisans Utara adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan Renaisans di Eropa Utara, atau lebih
luas di Eropa di luar Italia. Dari akhir
abad ke-15 ide-ide yang tersebar di seluruh Eropa. Dari akhir abad ke-15
ide-ide yang tersebar di seluruh Eropa. Di
negeri-negeri Eropa lainnya, pola ini muncul jauh sesudah Italia. Tahun-tahun
penting Zaman Renaissance di Jerman, Perancis, Inggris dan Spanyol terbentang
sepanjang abad ke – 16, bahkan sampai Abad ke – 17. ledakan-ledakan daya
kreatif yang timbul kemudian ini mencontoh Italia, tetapi seandainya Italia
tidak ada, atau secara budaya mandek, negeri lain itu tentu akan mengalami
Zaman Renaissance kebudayaannya sendiri. Tiap negeri Eropa telah memiliki suatu
kebudayaan nasional yang kuat selama abad petengahan, seperti terungkap oleh
katredal-katredal Jerman dan penyair-penyair seperti Geoffrey Chauncer di
Inggris dan Francois Villon di Perancis.
Di Jermanlah Humanisme Italia itu memeperlihatkan dampak kuatnya yang
pertama diluar negeri. Walaupun kekaisaran sebagai keseluruhan dibagi-bagi dan
tidak dikelola secara cakap, ada kota-kota maju dengan kota praja yang agak
merdeka sehingga membuatnya sangat mirip negara-negara kota italia. Dengan
sekolah-sekolah dan universitas-universitasnya sendiri dan dengan adanya
kalangan bangsawan pedagang yang merasakan perlunya pendidikan sekular yang
maju, kota-kota seperti Basel dan Nurnberg berguru kepada Italia dengan penuh
kesediaan.
Kendati sarjana dan penyebar humanisme yang paling
terkenal dari Eropa Utara adalah seorang iman dari Belanda bernama Desiderus
Erasmus, Namun ketika Erasmus menyebarkan ajaran Humanisme ternyata di
Jermanlah ia menemukan pengikut paling banyak. Erasmus hidup dari tahun 1466
sampai 1536. ia berkelana ke banyak negeri, mempunyai teman di mana-mana dan
mengadakan hubungan surat menyurat yang sangat luas di berbagai negara. Semua
ini membantu penyebaran Humanisme ke seluruh Eropa. Ia juga dapat memanfaatkan
seni cetak yang baru ditemukan dan bahkan menjadi pengarang pertama yang
dihidupi semata-mata oleh keuntungan buku-bukunya, dan juga pengarang pertama
yang dihidupi semata-mata oleh keuntungan buku-bukunya, dan juga pengarang
pertama yang menghasilkan buku paling laku berturut-turut. Penemuan seni cetak
itu, sudah tentu, merupakan sebab lain mengapa gagasan-gagasan Italia tersebar
begitu cepat di seberang Alpen sesudah akhir Abad ke-15.
Diantara semua Renaissance Eropa Utara, yang
pertama adalah Renaissance Jerman, namun masa berlangsungnya sangat singkat.
Zaman itu tumbuh dan berkembang di Istana Maximilian I selama akhir abad ke-15
dan awal Abad ke-16. sesudah itu gerakan tersebut terlibat dalam pertentangan
teologis yang sengit pada masa Reformasi.
Persiapan bagi Renaissance Perancis dimulai sekitar
tahun 1500 dengan munculnya karya sarjana-sarjan humanis. Dari hasil budaya
yang luas, Zaman Renaissance Perancis terentang selama dua generasi di tengah
abad ke-16. dalam bidang seni Zaman Renaissance Perancis mempunyai hubungan
dengan karya pelukis pelukis Italia yang ditarik ke istana Francois I,
raja perancis pertama yang bersedia banyak membayar banyak untuk memuaskan
minat budayanya.
Kelompok penyair dibawah pimpinan Joachim du Bellay
dan Pierre de Ronsard yang disebut La Pleiada juga aktif di Perancis pada
pertengahan Abad ke-16. kelompok ini menggalakan penggunaan bahas Perancis
dalam kesusastraan dan berusaha memperkaya bahasa itu. Garguantua, Karya besar
Francois Rabelais yang cabul dan secara intelektual merangsang, diterbitkan
pada tahun 1534; karya ini sukses seketika dan berpengaruh. Esai-esai Montaigne
muncul hampir setengah abad kemudian.
Di Inggris serta Spanyol trdapat kesenjangan yang
bahkan lebih besar antara persiapan humanis dan prestasi sastra serta seni.
Tokoh-tokoh terpentingdalam Renaissance Inggris adalah Edmund Spenser,
Christopher Marlowe dan William Shakespeare; di belakang karier mereka itu
menjulanglah istana Renaissance yang pertama di Inggris, Yakni Elizabeth I yang
meninggal pada tahun 1603. Di Spanyol, pada tahun 1508 didirikan Universitas
Alcala dengan program yang tegas tegas berhaluan humanisme. Tetapi Spanyol
memerlukan waktu yang bahkan lebih lama sebelum negeri itu menghasilkan deretan
seniman berbakatnya yang kreatif dan terkenal.
Sementara negeri-negeri ini perlahan-lahan mendidik
diri memasuki suatu zaman baru, bagi semua negeri itu Italia berlaku sebagai
guru yang menuntut kepatuhan murid-muridnya.
Sebuah sekolah Historiografi didirikan di Perancis
oleh Paolo Emilio dari Verona yang menulis suatu sejarah cermat tentang negeri
angkatnya dari tahun 1516 sampai 1519. di Ingris, pendiri sekolah itu Polydore
Vergil, seorang Italia pula yang berkat bantuan Henry VII dapat menulis sejarah
dalam 26 jilid; dengan pandangan sekularnya terhadap fakta-fakta, karya ini
sangat mempengaruhi pemikiran sejarah Inggris di kimudian hari – dan akhirnya
pandangan tentang masa lampau Inggris disajikan Shakespeare dalam
sandiwara-sandiwara sejarahnya.
Dalam periode kedua, pada murid di negeri-negeri
itu mulai berdiri sendiri dengan mengikuti cara-cara orang Italia kadang kala
didatangkan, mereka datang lebih sebagai individu yaqng berbakat daripada
sebagai satu-satunya orang yang berwenang mewakili suatu bagian pokok dalam
pengajaran kehidupan modern.
Di bidang seni, pengaruh Italia yang terbesar
tamapk di bidang sastra. Sastra Italia mencakup bentuk dan suasana yang bukan
main beranekaragamnya. Sastra Italia tidak hanya menghidupkan kembali
bentuk-bentuk klasik, seperti dialog, tragedi dan epik, tetapi juga
mengembangkan cerita pendek Abad Pertengahan dengan begitu bersemangat sehingga
pada Abad ke-17 pun menulis novel dan drama di negeri-negeri utara masih giat
mempelajari Boccaccio dan Matteo Bandello untuk mencari bagan cerita. Walhasil,
banyak penulis besar Italia berpaling ke tradisi klasix untuk mencari
bentuk, tetapi menekuni tradisi bahasa Italia untuk menciptakan suasana.
Demikian pula halnya para penulis drama Italia.
Mereka tetap menggunakan pembagian lakon dan cara-cara lain yang digunakan.
Lama-kelamaan, bahan pilihan yang Sangat banyak ini semakin memusat ke
pertanyaan bahasa daerah manakah yang harus digunakan.
Pengaruh langsung pikiran politik
Renaissance di luar Italia sulit ditelusuri. Paling jelas ahíla pengaruh
Machiavelli, yang menjelang Abad ke-16 namanya telah menjadi kata ejekan :
seorang “Machiavel” hádala siapa saja yang dibenci, terutama orang licik yang
tak pernah menghiraukan soal agama. Tetapi, sementara orang menggunakan namanya
untuk mengumpat, karyanya dipelajari dengan bersungguh-sungguh. Pangeran
diedarkan dalam bentuk nazca di Inggris jauh sebelum tahun 1640, saat buku itu
pertama kali boleh dicetak di negeri ini, dan lebih dari satu penguasa
menggunakannya untuk membenarkan tindakan apa pun yang sedang ia rencanakan.
Pengaruh Italia terhadap negeri-negeri Eropa
lanilla tidak akan sebesar itu seandainya creativitas Renaissance tiba-tiba
menurun pada awal Abad ke-16. dalam satu cabang kegiatan kebudayaan, Italia
pada Abad ke-16 itu memang memperlihatkan daya kemampuan berkreasi yang lebih
besar daripada yang sudah-sudah. Di beberapa wilayah Renaisans Utara itu
berbeda dari Renaissance Italia dalam pemusatan kekuasaan politik. Sementara
Italia dan Jerman didominasi oleh independen negara-negara
kota, bagian tengah dan Eropa
Barat mulai muncul sebagai negara-bangsa. Renaisans Utara juga berhubungan
erat dengan Reformasi
Protestan dan rangkaian panjang konflik internal dan eksternal antara berbagai Protestan kelompok dan Gereja
Katolik Roma memiliki efek abadi, seperti pembagian Belanda.
B.
Renaisans di Eropa Barat
Eropa Barat
lebih seragam di bawah pelukan feodalisme dari Italia
Utara. Sistem ekonomi ini telah mendominasi Eropa Barat selama seribu tahun,
tetapi pada penurunan pada awal Renaisans. Alasan penurunan ini termasuk
lingkungan pasca wabah penyakit, meningkatnya penggunaan uang daripada tanah sebagai alat tukar, meningkatnya jumlah budak hidup
sebagai Freedmen, pembentukan negara-bangsa dengan kerajaan-kerajaan
yang tertarik dalam mengurangi kekuatan feodal tuan, peningkatan pasukan feodal
tidak berguna dalam menghadapi teknologi militer baru (seperti bubuk mesiu), dan peningkatan umum
produktivitas pertanian akibat peningkatan teknologi dan metode pertanian.
Seperti di Italia, penurunan feodalisme membuka jalan bagi budaya, sosial, dan
perubahan ekonomi yang terkait dengan Renaisans di Eropa Barat.
Akhirnya, Renaisans di Eropa Barat juga akan
dinyalakan oleh melemahnya Gereja Katolik Roma. Ketidakmampuan yang tampak
gereja untuk membantu dengan menghancurkan Wabah
Hitam dan Skisma
Barat merobek Eropa terpisah. Kematian yang lambat feodalisme juga melemah
panjang kebijakan didirikan di mana para pejabat gereja membantu menjaga
populasi manor terkendali dengan imbalan upeti. Akibatnya, pada awal abad ke-15
bangkitnya melihat banyak lembaga-lembaga sekuler dan keyakinan. Di antara yang
paling penting ini, humanisme, akan meletakkan dasar-dasar
filosofis bagi banyak Renaissance
seni, musik, dan ilmu
pengetahuan. Kecepatan transmisi di seluruh
Eropa Renaissance juga dapat dinisbahkan kepada penemuan mesin cetak. Kekuatannya untuk menyebarkan
pengetahuan ditingkatkan penelitian
ilmiah, menyebarkan ide-ide politik dan umumnya berdampak jalannya Renaissance di
Eropa bagian utara. Seperti di Italia, percetakan meningkatkan ketersediaan
buku yang ditulis dalam dua bahasa bahasa dan penerbitan baru dan
kuno teks-teks
klasik di Yunani dan Latin. Selain itu, Alkitab menjadi banyak tersedia dalam
terjemahan, suatu faktor yang sering dikaitkan dengan penyebaran Reformasi Protestan.
C.
Keadaan Politik
dan Seni Budaya di Eropa
1. Keadaan Politik
Ada dua
faktor yang telah menentukan nasib daerah di Eropa dalam abad ke-16. Yang pertama adalah persatuan
dengan kerajaan Spanyol melalui perkawinan 1496 Filipus Si
Tampan dari Burgundia dan Juana dari
Kastilia. Anak mereka, Charles V, lahir di Ghent, akan mewarisi kerajaan terbesar
di dunia, dan Belanda, meskipun bagian penting dalam
kerajaan, menjadi tergantung pada kekuatan asing besar.
Faktor kedua termasuk perkembangan keagamaan. Para Abad
Pertengahan berganti dengan cara-cara baru berpikir keagamaan. Devotio Moderna praktik, misalnya, amat kuat di kawasan itu,
sementara abad ke-16 kritik terhadap Gereja Katolik yang tersebar di seluruh Eropa juga mencapai Low
Countries. Humanis seperti Desiderius Erasmus dari Rotterdam itu kritis tapi tetap setia ke gereja. Namun,
penyebaran Reformasi Protestan, yang dimulai oleh Martin Luther pada tahun 1517, akhirnya mengarah pada perang
langsung. Reformasi, khususnya ide-ide dari John Calvin, memperoleh
dukungan yang signifikan di Negara-negara rendah, dan mengikuti 1566 iconoclastic wabah Spanyol berusaha untuk memadamkan arus dan
mempertahankan otoritas pasca-Tridentina Gereja melalui kekerasan dengan menginstal Fernando Álvarez de Toledo, Duke
Alba[6]. Para
represi yang mengikuti menuju Pemberontakan Belanda, awal Perang Delapan Puluh Tahun, dan pembentukan Republik Belanda di provinsi utara. Selanjutnya, Belanda Selatan
menjadi benteng untuk Reformasi Counter, sementara Calvinisme adalah
agama utama mereka yang berkuasa di Republik Belanda.
2. Keadaan Seni Budaya
Humanisme Renaisans dan banyaknya karya-karya seni klasik yang masih
hidup dan monumen mendorong banyak pelukis Italia untuk mengeksplorasi Yunani dan Romawi tema lebih menonjol daripada seniman utara, dan juga
yang paling terkenal abad ke-15 Jerman dan lukisan Netherlandish cenderung
religius. Terutama umum adalah bersayap polyptychs, dari
monumental ke portabel, yang bisa dibuka dan ditutup pada hari yang berbeda
dari tahun liturgi. Pada abad ke-16, mitologi dan tema-tema lain dari sejarah
menjadi lebih seragam antara utara dan seniman Italia. Pelukis Renaisans Utara
Namun, mengambil peran utama dalam membangun mata pelajaran baru, seperti lanskap dan genre
lukisan. Sebagai gaya seni Renaissance bergerak melalui utara Eropa, mereka berubah
dan disesuaikan dengan keadaan setempat. Di Inggris dan Belanda bagian utara
yang Reformasi membawa lukisan keagamaan hampir
sepenuhnya berakhir. Meskipun beberapa sangat berbakat Seniman
dari Pengadilan Tudor di Inggris, lukisan potret lambat untuk menyebar dari elit. Di Perancis Sekolah
Fontainebleau dimulai oleh Italia seperti Rosso
Fiorentino di terbaru Mannerist gaya, tapi berhasil mendirikan
gaya nasional yang tahan lama. Pada akhir abad ke-16, artis-artis seperti Karel van
Mander dan Hendrik
Goltzius dikumpulkan di Haarlem dalam singkat tapi fase intensif
Mannerisme
Utara yang juga menyebar ke Flanders.
D.
Pengaruh Renaisans dari Italia di Eropa
Seperti yang
sudah disunggung sebelumnya, masyarakat Eropa pada masa renaisans cenderung
individualistis. Terdapat banyak sekali pengghargaan-penghargaan terhadap hasil
karya individu. Kemudian dengan jelas mereka memisahkan urusan dunia dengan
akhirat. Karena menurut mereka, peradaban Eropa akan maju jika keduanya tidak
dicampur adukan.Dampak utama dari renaisans adalah munculnya kembali semangat
ilmu pengetahuan. universitas pertama yang didirikan di Eropa adalah
Universitas Oxford pada tahun 1264. Hingga tahun 1400-an di sana sudah ada
sekitar 50 universitas di Eropa. Pendidikan di sana merupakan hasil simulasi
dari naskah-naskah kuno yang diterjemahkan oleh orang Arab maupun orang Eropa
yang belajar di wilyah Islam ke dalam bahasa latin.
Kemunculan
kaum intelektual ini tentu melahirkan aliran-aliran pemikiran baru yang
bersifat rasionalistik sebagai tantangan dari cara berfikir masyarakat abad
pertengahan yang cenderung fatalistic. Pemikiran yang lahir itu adalah
Humanisme, merupakan suatu system pemikiran, mengenai pentingnya dan dominannya
orang dalam kehidupan. Para Humanis mempelajari kesusteraan klasik Yunani dan
Latin, dan mereka sangat tertarik pada gaya penulisan yang elegan. Mereka juga
mengumpulkan naskah-naskah lama yang kemudian diterbitkan[8]. Beberapa
tokoh Humanios yang muncul pada saat itu, antara lain Francesco Petrarca atau
dikenal dengan Petrach (1304-1374). Ia mendapatkan pendidikan di Avignon. Lalu
masuk ordo gereja untuk mempelajari studi sastera Yunani dan Romawi Kuno.
Karya-karyanya terkumpul dalam Canzoniere
yang diterbitkan pada tahu1470.
Kemudian Desiderius Erasmus
(1446-1536) dengan karyanya Praise of
Folly pada tahun 1511, yang isinya sebagai suatu sindiran terhadap peran
wanita yang pada saat itu masih terhalang dogma-dogma gereja. Hingga tahun
1500-an, Negara-negara Eropa mulai memimpin dunia dalam banyak teknologi
penting. Sumber daya yang tak terbatas, hasil dari penjelejahan dunia, rute
perdagangan baru yang berhasil di cari, lalu reformasi Protestan yang dimotori
oleh Calvin dan Luther, serta persaingan politik di Eropa itu sendiri akhirnya
membuat Eropa menjadi wilayah yang dominan hingga abad ini.
DAFTAR PUSTAKA
Heughebaert, H.; Defoort, A., Van Der Donck, R. (1998). Artistieke opvoeding. Wommelgem,
Belgium: Den Gulden Engel bvba. Wommelgem, Belgia: Den Gulden Engel bvba
Janson, HW; Anthony F. Janson (1997). Sejarah Seni (5th, rev. Ed.). New York: Harry N.
Abrams, Inc.. New York: Harry N. Abrams, Inc.
John R Hale. (1989), Zaman Renaissance, Jakarta Tira Pustaka,
Kamen, Henry (2005). Spanyol, 1469-1714, A Society of Conflict (3rd ed.).
Harlow, United Kingdom: Pearson Education Ltd. Harlow, Inggris Raya: Pearson
Education Ltd.
Marwati Djoened Poesponegoro.
1988. Tokoh dan Peristiwa Dalam
Sejarah Eropa Awal Masehi-1815. Jakarta: UI
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar